MY OPINION

Opini dan Pemikiran ecek-ecek saya

ISLAMI

Kajian dan link-link pencerah kehidupan

SURAKARTAN

Menjadi SURAKARTANS

Pinalty

All About Football

EDUCATION

Pendidikan, Keilmuan, serta makna Kehidupan

Senin, 04 September 2017

Proses Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran di definisikan sebagai analisis, strategi pengembangan, dan pelaksanaan kegiatan dalam pemilihan strategi pasar sasaran produk pada tiap unit bisnis, penetapan tujuan pemasaran, dan pengembangan, pelaksanaan, serta pengelolaan strategi program pemasaran, penentuan posisi pasar yang dirancang untuk memenuhi keinginan konsumen pasasar sasaran (www.mercubuana.ac.id).
Cravens &  Piercy  (2006) berpendapat bahwa proses  strategi pemasaran merupakan proses  yang  berbentuk lingkaran yang terdiri dari empat proses yaitu analisis situasi strategis, menetapkan strategi pemasaran, pengembangan program  pemasaran, dan pelaksanaan serta mengelola  strategi pemasaran.
1.    Analisis Situasi Pasar
Analisis situasi pasar dilakukan untuk merancang strategi baru maupun mengkaji strategi yang telah ada. Kegiatan dalam analisis pasar meliputi:
a.    Identifikasi pasar produk yang memberikan peluang bagi perusahaan,
b.    Evaluasi pasar produk yang sudah ada sebagai pedoman strategi, dan
c.    Pengamatan lingkungan dan meramalkan kecenderungan perubahan pasar produk.
Penilaian situasi pasar dilakukan melalui pendefinisian dan penganalisisan pasar, segmentasi pasar, dan analisis pesaing.
a.    Pendefinisian pasar perlu dilakukan agar konsumen dan pesaing dapat di analisis secara tepat.
b.    Analisis segmentasi pasar dilakukan untuk menemukan perbedaan kebutuhan dan keinginan pembeli serta mengidentifikasi segmen yang diminati.
c.    Analisis pesaing dilakukan untuk mengevaluasi strategi, kekuatan, kelemahan dan rencana para pesaing. Analisis pesaing meliputi:  identifikasi arena persaingan, analisa group-group strategis, penggambaran dan evaluasi tiap-tiap pesaing utama.
2.    Penetapan Strategi Pemasaran
Melalui analisis pasar akan diketahui (Opportunities) dan ancaman (Threats) serta kekuatan (Strength) dan kelemahan  (Weaknesses) organisasi. Pengetahuan tersebut akan sangat berguna dalam penetapan strategi pemasaran.
Tahapan penetapan strategi pemasaran meliputi penetapan strategi  target  pasar  (market  targeting  strategy),  strategi  positioning (positioning  strategy),  strategi-strategi  hubungan  pemasaran  (marketing relationship  strategies), dan  perencanaan  untuk  produk-produk  baru (planning new products).
Tujuan  penetapan  strategi  pasar sasaran adalah untuk memilih satu atau lebih bahkan mungkin juga seluruh segmen pasar untuk dilayani dalam sebuah pasar-produk. Dalam pemilihan target segmen pasar yang akan di layani, harus  memperhitungkan  potensi  pasar  serta kecenderungannya dari masing-masing segmen pasar, persaingan yang terjadi di masing-masing segmen pasar tersebut, dan sumber daya perusahaan untuk melayani  segmen-segmen  pasar  serta  keunggulan  bersaing  yang  dimiliki untuk bersaing di segmen-segmen pasar tersebut.
Strategi penentuan posisi dilakukan dengan mengombinasikan strategi produk, saluran distribusi, harga dan promosi yang digunakan oleh perusahaan untuk menentukan posisinya terhadap pesaing khususnya  dalam usaha memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar sasaran.
Strategi-strategi  hubungan  pemasaran berkaitan dengan program pemasaran yang kohesif dipasar sasaran, program pemasaran menggabungkan semua kemampuan pemasaran menjadi sekumpulan kegiatan untuk menentukan posisi perusahaan terhadap pesaing, dalam rangka bersaing merebut konsumen sebagai pasar sasaran.
Strategi produk baru melibatkan seluruh fungsi bisnis perusahaan, proses perencanaan produk baru harus terkondisikan dengan baik dengan fokus memberikan kepuasan pada keinginan konsumen serta menciptakan produk bermutu tinggi dengan harga bersaing. 
3.    Pengembangan Program Pemasaran
Program-program pemasaran yang dikembangkan dalam strategi pemasaran meliputi  program-program  pengembangan  produk-produk yang  sudah  ada,  pengembangan  produk-produk  baru,  program-program penciptaan  dan  pengembangan  ekuitas  merek,  program-program  penetapan harga,  program-program pengembangan  saluran  distribusi  dan logistik  serta hubungan-hubungan  dengan  para  pelanggan  (customer  relationships), program-program  komunikasi  pemasaran  yang  terintegrasi  (integrated marketing communication programs), serta program-program penelitian  dan pengembangan pemasaran.
4.    Pelaksanaan dan Pengelolaan Strategi Pemasaran
Strategi  pemasaran merupakan sebuah proses yang  terus menerus (on going process) dari pembuatan keputusan-keputusan,  melaksanakan  keputusan-keputusan  tersebut,  dan mengukur  efektivitas  pelaksanaan  keputusan-keputusan  tersebut  sepanjang waktu.
Dikutip dari http://stia-asmisolo.ac.id/jurnal/index.php/jmbb/article/download/19/18, Pelaksanaan dan pengawasan strategi pemasaran terdiri dari:
a.    Menyusun rencana pemasaran serta  anggaran, yang umumnya meliputi:  ringkasan analisis situasi, uraian sasaran pasar dan evaluasi strategis, tujuan menyeluruh maupun spesifik untuk tiap pasar sasaran, strategi penentuan posisi program pemasaran, strategi khusus untuk produk, distribusi, harga, promosi, riset pemasaran, koordinasi dengan fungsi bisnis lainnya, ramalan dan anggaran, rencana kontingensi.
b.      Strategi Implementasi, berisi pedoman tindakan yang akan dimplementasikan:
1)      Siapa yang akan melakukan pekerjaan tertentu
2)      Tanggal dan lokasi implementasi
3)     Bagaimana pelaksanaan akan dilakukan
4)      Berapa faktor kontribusi efektivitas implementasi seperti: ketrampilan implementasi orang-orang yang terlibat, desain organisasi, insentif, serta efektivitas komunikasi dalam dan keluar organisasi.
c.      Evaluasi Performa Pemasaran, Evaluasi dan pengendalian berhubungan dengan pengawasan performa dan jika diperlukan mengubah rencana agar supaya sesuai dengan performa yang telah ditentukan. Eavaluasi strategis juga meliputi pencarian peluang baru dan ancaman potensial yang mungkin terjadi. Evaluasi strategis merupakan kegiatan yang berkelanjutan  yang mana proses perencanaan dilakukan dari tahap awal hingga tahap akhir proses.

Rabu, 23 Agustus 2017

MOTIVASI BELAJAR

a.        Pengertian Motivasi
Tingkah laku individu bukanlah kegiatan yang terjadi begitu saja, melainkan ada faktor yang mendorong dan selalu ada yang dituju. Faktor pendorong itu adalah motivasi, yang tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mempertahankan keberadaannya.
Kata motivasi berasal dari kata “motif” yang merupakan daya pendorong melakukan sesuatu. Menururt Sardiman (2012:73) motif dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
Menurut Purwanto (2011: 71) “Motivasi adalah dorongan suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu”. Motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan-rangsangan dari dalam maupun dari luar sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku/aktivitas tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya (Uno 2008:9). Lebih lanjut Mc.Donald dalam Djamarah (2002:114) mengatakan bahwa , motivation is a energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction.
Dari berbagai pendapat ahli di atas dapat peneliti simpulkan bahwa motivasi adalah daya penggerak yang timbul oleh adanya rangsangan-rangsangan dari dalam maupun dari luar untuk melakukan suatu aktivitas demi mencapai tujuan.

b.        Pengertian Belajar
Menurut Uno (2008:22) ”Belajar merupakan suatu pengalaman yang diperoleh berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya”. Belajar adalah perubahan perilaku seseorang akibat pengalaman yang ia dapat melalui pengamatan, pendengaran, membaca dan meniru (Yamin, 2008:122).
Menurut Aunurrahman (2010:35) “Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri didalam interaksinya dengan lingkungan”. Lebih lanjut menurut Sagala (2010:31) “Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang untuk memperoleh penguasaan kognitif, afektif, dan psikomotorik melalui proses interaksi antara individu dan lingkungan digunakan dengan mendiskripsikan perubahan potensi perilaku yang berasal dari pengalaman, sehingga meyebabkan munculnya perubahan perilaku yang bersifat positif baik perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun psikomotorik”.
Dari pengertian di atas dapat peneliti simpulkan bahwa belajar adalah perubahan perilaku (kognitif, afektif, dan psikomotorik) seseorang akibat pengalaman melalui proses interaksi antara individu dan lingkungan.

c.         Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi dan belajar adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Motivasi yang dimiliki siswa dalam belajar akan menimbulkan semangat belajar yang tinggi pada dirinya. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung (Uno, 2008:23).
Menurut Mudjiman (2011:39) “Motivasi belajar adalah kekuatan pendorong dan pengarah perbuatan belajar”. Pendorong dalam arti pemberi kekuatan yang memungkinkan perbuatan belajar dijalankan. Pengarah dalam arti pemberi tuntutan kepada perbuatan belajar kearah tujuan yang telah ditetapkan. Yamin (2007: 219) menyatakan bahwa “Motivasi belajar adalah daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan, pengalaman”. Motivasi belajar menurut WS Winkel diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajaritu demi mencapai tujuan (Soemarsono, 2007:13).
Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat peneliti simpulkan bahwa motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada diri siswa untuk dapat melakukan kegiatan belajar yang menambah keterampilan dan pengalaman.

Jumat, 31 Maret 2017

Meneladani Suporter Layar Kaca

Suporter Layar Kaca? Ya, itulah sebutan yang disematkan bagi penggemar sepakbola yang hanya bisa menikmati permainan tim kebanggaannya lewat layar kaca televises atau big screen waktu nobar. Biasanya, supporter layar kaca merupakan fans tim-tim sepakbola eropa yang kebanyakan hanya bisa menonton tim kebanggannya bermain melalui layar kaca. Istilah supporter layar kaca merupakan istilah yang cenderung bersifat ejekan, yang biasanya dilontarkan oleh supporter bola local yang rajin dating ke stadion. Sebenarnya hal ini bisa dimaklumi, karena banyak juga orang-orang yang tergolong kamu supporter layar kaca ini yang bahkan belum pernah sama sekali menginjakkan kakinya di stadion. Namun istilah ini juga dapat diperdebatkan, karena semua supporter yang sering ke stadion pun pada saat-saat tertentu juga menjadi supporter layar kaca.
Meskipun istilah supporter layar kaca dapat kita perdebatkan relevan tidak penggunaanya, namun bagi kamu supporter bola Indonesia yang datang ke stadion dapat meniru “kearifan” supporter layar kaca ini. Berikut hal-hal yang bisa kamu tiru tersebut!
Umpatan!
Tribun stadion merupakan area bebas ekspresi bagi setiap orang siapan itu. Namun tidak jarang tribun menjadi kontes kebun binatang dengan segala bentuk sumpah serapah dari orang-orang yang menyaksikan pertandingan sepakbola. Sebetulnya hal ini lumrah saja, namun akan menjadi suatu yang kurang baik ketika di tribun terdapat banyak anak-anak. Umpatan-umpatan dengan kata-kata kotor tentu tidak pantas didengar oleh telinga anak-anak yang masih dalam pertumbuhan dan perlu bimbingan. Seharusnya anak-anak mendapatkan kesan permainan bola yang telah mereka saksikan ketika pulang, bukan kosakata baru yang membuat orang tua mereka marah. Dari sini kita dapat meneladani supporter layar kaca. Ya, supporter layar kaca, paling tidak sedikit lebih beretika ketika mengumpat. Ambillah contoh diri kita sendiri, saat kita menonton bola di tv bersama  anak, istri, atau orang tua kita, kita tidak akan mengumpat dengan kata-kata terlalu kasar, seperti wasit a***ng, wasit J****uk, dan lain sebagainya. Kita dapat mengkontrol umpatan-umpatan kita, karena kita tahu bahwa kata-kata kotor tidak pantas di dengar anak, istri, atau orang tua kita. Sikap seperti itu sejatinya dapat kita lakukan di stadion, terlebih jika kita menyadari bahwa terdapat banyak anak-anak di sana.
Lemparan!
Lemparan benda-benda ke dalam lapangan seakan sudah menjadi tradisi supporter di sepakbola kita, terutama saat supporter merasas dikecewakan. Ketika supporter “merasa” timya “dikerjai”, entah reflek atau apa, benda-benda mulai dari botol air mineral, koin, batu, hingga air kencing manusia bertebaran di lapangan. Bahkan di era “ngultras” sekarang ini, flares dan smoke bomb sering pula dilemparkan ke atas lapangan. Aksi-aksi semacam ini tentu harus di kurangi sampai hilang sama sekali jika ingin sepak bola kita naik level. Dari sini, sebetulnya kita dapat kembali meniru kearifan supporter layar kaca, Mengapa? suporter layar kaca tentu tidak akan melempar layar televisinya dengan batu, botol, atau flare. Paling-paling mereka membanting remot televisinya sendiri ketika kesal dengan wasit atau permainan tim yang di dukungnya. Suporter layar kaca memiliki tingkat kontrolnya sendiri, ketika ia membanting televisi misalnya, jika sampai tv hancur, tentu ia akan rugi sendiri atau paling tidak dimarahi istri atau orang tua. Sikap tidak mau rugi ini, harusnya dapat kita terapkan pula ketika melihat langsung sepakbola di stadion. Saat kita melakukan lemparan, sebenarnya akan terjadi kerugian yang jamak bukan hanya diri sendiri malinkan juga orang lain. Misalnya lemparan kita dapat merugikan wasit atau pemain jika terluka, merugikan diri sendiri karena pertandingan dihentikan, hingga dapat merugikan klub apabila dikenai sanksi oleh federasi. Apabila kita benar-benar menyadari kerugian yang jamak ini, maka saat ingin melempar botol ke tengah lapangan kita akan berfikir seribu kali.
Memahami Permainan!
Saat menonton sepakbola di televisi, penonton akan dapat lebih detail menikmati jalannya pertandingan. Adanya replay, arah kamera yang terfokus, serta panduan komentator membuat penonton lebih dapat memahami jalannya pertandingan beserta keputusan-keputusan yang diambil oleh pengadil lapangan. Berbeda dengan penonton yang menyaksikan pertandingan langsung di stadion, walapun mereka melihat secara langsung, nama terkadang pandangan yang terbatas tidak dapat melihat setiap detil permainan secara jelas. Sebetulnya hal ini bukanlah masalah, namun akan menjadi masalah ketika penonton sangat reaktif dengan setiap kejadian. Kejadian seperti pelanggaran atau offset yang dirasa merugikan tim yang di dukung meskipun memang seharunya terjadi, biasanya akan membuat penonton sangat reaktif hingga mengeluarkan sikap yang kurang baik seperti umpatan dan lemparan. Di sini pentingnya pemahaman tentang permainan, banyak penonton bola kita yang awam dengan peraturan, dan hanya pergi ke stadioan untuk sebuah kata kemenangan. Seharusnya penonton di stadion dapat sepercaya penonton layar kaca dari tayangan televisi. Penonton tidaklah harus menjadi pengadil, cukup menjadi pendukung dan penikmat yang paham peraturan.

Sumber gambar : http://bola.republika.co.id

Rabu, 14 Januari 2015

MOTIVASI BELAJAR

a.        Pengertian Motivasi
Tingkah laku individu bukanlah kegiatan yang terjadi begitu saja, melainkan ada faktor yang mendorong dan selalu ada yang dituju. Faktor pendorong itu adalah motivasi, yang tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mempertahankan keberadaannya.
Kata motivasi berasal dari kata “motif” yang merupakan daya pendorong melakukan sesuatu. Menururt Sardiman (2012:73) motif dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
Menurut Purwanto (2011: 71) “Motivasi adalah dorongan suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu”. Motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan-rangsangan dari dalam maupun dari luar sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku/aktivitas tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya (Uno 2008:9). Lebih lanjut Mc.Donald dalam Djamarah (2002:114) mengatakan bahwa , motivation is a energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction.
Dari berbagai pendapat ahli di atas dapat peneliti simpulkan bahwa motivasi adalah daya penggerak yang timbul oleh adanya rangsangan-rangsangan dari dalam maupun dari luar untuk melakukan suatu aktivitas demi mencapai tujuan.

b.        Pengertian Belajar
Menurut Uno (2008:22) ”Belajar merupakan suatu pengalaman yang diperoleh berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya”. Belajar adalah perubahan perilaku seseorang akibat pengalaman yang ia dapat melalui pengamatan, pendengaran, membaca dan meniru (Yamin, 2008:122).
Menurut Aunurrahman (2010:35) “Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri didalam interaksinya dengan lingkungan”. Lebih lanjut menurut Sagala (2010:31) “Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang untuk memperoleh penguasaan kognitif, afektif, dan psikomotorik melalui proses interaksi antara individu dan lingkungan digunakan dengan mendiskripsikan perubahan potensi perilaku yang berasal dari pengalaman, sehingga meyebabkan munculnya perubahan perilaku yang bersifat positif baik perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun psikomotorik”.
Dari pengertian di atas dapat peneliti simpulkan bahwa belajar adalah perubahan perilaku (kognitif, afektif, dan psikomotorik) seseorang akibat pengalaman melalui proses interaksi antara individu dan lingkungan.

c.         Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi dan belajar adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Motivasi yang dimiliki siswa dalam belajar akan menimbulkan semangat belajar yang tinggi pada dirinya. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung (Uno, 2008:23).
Menurut Mudjiman (2011:39) “Motivasi belajar adalah kekuatan pendorong dan pengarah perbuatan belajar”. Pendorong dalam arti pemberi kekuatan yang memungkinkan perbuatan belajar dijalankan. Pengarah dalam arti pemberi tuntutan kepada perbuatan belajar kearah tujuan yang telah ditetapkan. Yamin (2007: 219) menyatakan bahwa “Motivasi belajar adalah daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan, pengalaman”. Motivasi belajar menurut WS Winkel diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajaritu demi mencapai tujuan (Soemarsono, 2007:13).
Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat peneliti simpulkan bahwa motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada diri siswa untuk dapat melakukan kegiatan belajar yang menambah keterampilan dan pengalaman.

d.        Teori Motivasi
Tujuan yang ingin direalisasikan dipandang sebagai kekuatan (power) yang menarik individu. Tujuan dan kebutuhan tiap individu tidaklah sama. Maka timbullah motivasi yang berbeda. Hal ini yang mendasari munculnya teori-teori motivasi.
1)      Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Hierarki kebutuhan maslow sangat erat dengan motivasi , dimana hirearki ini didasarkan pada anggapan bahwa pada waktu orang telah memuaskan satu tingkat kebutuhan tertentu, mereka ingin ke tingkat yang lebih tinggi. Menurut Maslow dalam Uno (2008: 40) mengemukakan lima tingkat kebutuhan seperti gambar di bawah ini:
 


                                                                                                     Aktualisasi diri
                                                                       
     Penghargaan
                                                                                                     Cinta Kasih
                                                                       
      Rasa aman
                                                                                                      Kebutuhan Fisiologis
                                               
Gambar 2.1
 Sumber: Hierarki Kebutuhan Maslow (Hamzah B. Uno, 2008: 41)
a.       Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan yang harus dipuaskan untuk dapat tetap hidup, termasuk makanan, perumahan, pakaian, udara untuk bernafas, dan sebagainya.
b.      Kebutuhan akan Rasa Aman
Ketika kebutuhan fisiologis telah dipuaskan, perhatian dapat diarahkan kepada kebutuhan akan keselamatan. Keselamatan itu, termasuk merasa aman dari setiap jenis ancaman fisik atau kehilangan, serta merasa terjamin.
c.       Kebutuhan akan Cinta Kasih atau Kebituhan Sosial
Cinta kasih dan kasih sayang yang diperlukan pada tingkat ini, mungkin disadari melalui hubungan-hubungan antarpribadi yang mendalam, tetapi juga yang dicerminkan dalam kebutuhan untuk menjadi bagian berbagai kelompok sosial.
d.      Kebutuhan akan Penghargaan
Percaya diri dan harga diri maupun kebutuhan akan pengakuan orang lain.
e.       Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan tersebut ditempatkan paling atas pada hierarki kebutuhan Maslow dan berkaitan dengan keinginan pemenuhan diri. Ketika semua kebutuhan lain sudah dipuaskan, seseorang ingin mencapai secara penuh potensinya.
2)      Teori Motivasi Prestasi McClelland
McClelland dalam Hamzah B. Uno (2008: 47) menekankan pentingnya kebutuhan berprestasi, karena orang yang berhasil dalam bisnis dan industri adalah orang yang berhasil menyelesaikan segala sesuatu. Ia menandai tiga motivasi utama, yaitu: penggabungan, kekuatan dan prestasi. Motivasi sebagai keragaman di anatara orang dan kedudukan. Sifat dasar orang awam berikut dengan kebutuhan pencapaian yang tinggi, yaitu:
a)      Selera akan keadaan yang menyebabkan seseorang dapat bertanggung jawab secara pribadi
b)      Kecenderungan menentukan sasaran-sasaran yang pantas (sedang) dan memperhitungkan risikonya
c)      Keinginan untuk mendapatkan umpan balik yang jelas atas kinerja

e.         Macam-macam Motivasi
Motivasi dapat dililhat dari berbagai sudut pandang. Menurut Sardiman (2012:86) macam-macam motivasi adalah sebagai berikut:
1)      Motivasi dilihat dari dasar pembentuknya

a)      Motif-motif bawaan
Motif yang dibawa sejak lahir tanpa dipelajari.
b)      Motif-motif yang dipelajari
Motif yang timbul karena dipelajari karena interaksi manusia dalam lingkungan sosial.
2)      Jenis moivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis:
a)      Motif organis
Misalnya: kebutuhan untuk makan, minum, bernapas, seksual, berbuat, dan kebutuhan untuk istirahat
b)      Motif-motif darurat
Motivasi jenis ini timbul karena keadaaan darurat, seperti dorongan untuk menyelamatkan diri.
c)      Motif-motif objektif
Menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat.
3)      Motivasi jasmaniah dan rohaniah
a)      Motivasi jasmani
Misalnya: refleks, insting otomatis, nafsu.
b)      Motivasi rohaniah
Yang termasuk motivasi ini adalah kemauan.
4)      Motivasi intrinsik dan ekstrinsik
a.)    Motivasi Intrinsik
Motif-motif yang menjadi aktif tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
b)      Motif ekstrinsik
Motif-motif yang aktif karena adanya rangsangan dari luar.
Sedangkan Djamarah (2002:115) membagi motivasi menjadi 2 macam yaitu:
a)      Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Bila seseorang telah memilki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka ia akan sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya.
b)      Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dab berfungsi karena adanya rangsangan dari luar. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar siswa mau belajar.

f.         Ciri-ciri Motivasi Belajar
Menurut Sardiman (2012:83) motivasi yang ada pada diri manusia itu memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
1)      Tekun menghadapi tugas
2)      Ulet menghadapi kesulitan
3)      Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah
4)      lebih senang bekerja mandiri
5)      Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin
6)      Dapat mempertahankan pendapatnya
7)      Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu
8)      Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal

g.        Faktor-faktor Motivasi Belajar
Tinggi rendahnya motivasi belajar ditentukan oleh banyak faktor. Menurut Dimyati dan Mujiono (2002:72) terdapat beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, antara lain:
1)      Cita-cita atau aspirasi siswa
Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar. Dari segi pembelajaran, penguatan, hadiah maupun hukuman dapat mengubah kemauan menjadi cita-cita. Cita-cita dapat bertahan dan berlangsung dalam waktu yang lama bahkan seumur hidup.


2)      Kemampuan siswa
Keinginan untuk menguasai materi pelajaran atau menyelesaikan soal ulangan perlu didukung oleh kemampuan. Kemampuan akan memperkuat motivasi siswa untuk melaksanakan tugas-tugasnya.
3)      Kondisi siswa
Keadaan siswa yang meliputi keadaan jasmani dan rohani, mempengaruhi motivasi belajar siswa. Siswa yang kondisi badannya sehat, kenyang dan gembira, maka akan mudah memusatkan perhatiannya untuk belajar.
4)      Kondisi lingkungan Siswa
Sebagai warga masyarakat, siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya. Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam , tempat tinggal, pergaulan dan sosial budaya masyarakat di sekitar. Kondisi sekolah yang indah/asri, pergaulan siswa yang rukun akan memperkuat motivasi belajarnya. Sebaliknya kalau terjadi bencana alam, tempat tinggal yang kumuh, ancaman teman yang nakal, perkelahian antar siswa akan mengganggu motivasi belajar siswa di tempat tersebut.
5)      Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam, tempat tinggal dan pergaulan juga mengalami perubahan. Lingkungan budaya yang dipengaruhi arus informasi melalui surat kabar, televise, film dan lain-lain. Lingkungan-lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar siswa.
6)      Upaya guru
Upaya guru membelajarkan siswa berlangsung di dalam sekolah maupun luar sekolah. Upaya pembinaan meliput: menyelenggarakan tata tertib, membina disiplin, membina belajar tata tertib pergaulan, membina belajar tertib lingkungan sekolah.
Sedangkan Mudjiman (2011:47) menyatakan bahwa sekurang-kurangnya ada 8 faktor yang diperkirakan berpengaruh terhadap pembentukan motivasi belajar:
1)      faktor pengetahuan tentang kegunaan belajar
2)      faktor kebutuhan untuk belajar
3)      faktor melakukan kegiatan belajar
4)      faktor kesenangan terhadap ide melakukan kegiatan belajar
5)      faktor pelaksanaan kegiatan belajar
6)      faktor hasil belajar
7)      faktor kepuasan terhadap hasil belajar
8)      faktor karakteristik pribadi dan lingkungan terhadap proses pembuatan keputusan

h.        Fungsi Motivasi Belajar
Motivasi sangat diperukan di dalam belajar karena tanpa motivasi siswa akan kurang bergairah dalam belajar. Menurut Djamarah (2002:123) fungsi motivasi dalam belajar adalah sebagai berikut:
1)      Motivasi sebagai pendorong perbuatan. Motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.
2)      Motivasi sebagai penggerak perbuatan. Dorongan psikologis melahirkan sikap terhadap anak didik suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelma ke dalam bentuk gerakan psikofisik.
3)      Motivasi sebagai pengarah perbuatan. Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan. Segala sesuatu yang mengganggu pikirannya dan dapat membuyarkan konsentrasinya diusahakan disingkirkan jauh-jauh. Itulah peranan motivasi yang dapat mengarahkan perbuatan anak didik dalam belajar.
Sedangkan menurut Sardiman (2012:85) fungsi motivasi adalah:
1)      Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2)      Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3)      Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuannya tersebut.

i.          Peranan Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran
Di dalam pembelajaran motivasi membantu seseorang dalam memahami dan menjelaskan perilaku dirinya. Menurut Uno (2008:27) peranan motivasi dalam belajar dan pembelajaran adalah:
1)      Peran Motivasi dalam Menentukan Penguatan Belajar
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkan bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya.
2)      Peran Motivasi dalam Memperjelas Tujuan Belajar
Anak akan tertarik belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak.
3)      Motivasi Menentukan Ketekunan Belajar
Seorang anak yang termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik.
j.          Teknik Motivasi
Motivasi tidak akan timbul dengan baik tanpa faktor-faktor yang mempengaruhinya. Salah satu yang mempengaruhi timbulnya motivasi belajar siswa adalah teknik motivasi. Menurut Uno (2008:34) teknik-teknik motivasi dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1)      Pernyataan penghargaan secara verbal. Pernyataan verbal merupakan cara paling mudah dan efektif untuk meningkatkan motif belajar siswa kepada hasil belajar yang baik.
2)      Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan. Pengetahuan atas hasil pekerjaan merupakan cara untuk meningkatkan motif belajar siswa.
3)      Menimbulkan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu dapat ditimbulkan oleh suasana yang dapat mengejutkan, keragu-raguan, ketidak tentuan, adanya kontradiksi, menghadapi masalah yang sulit dipecahkan, menemukan suatu hal yang baru, menghadapi teka-teki. Hal itu menimbulkan konflik dan siswa merasa penasaran, dengan sendirinya berusaha keras untuk memecahkannya.
4)      Memunculkan sesuatu yang tidak terduga oleh siswa. Guru sebenarnya bermaksud untuk menimbulkan rasa ingin tahu siswa.
5)      Memjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa. Hal ini memberikan semacam hasiah bagi siswa pada tahap belajar yang memungkinkan siswa bersemangat belajar selanjutnya.
6)      Gunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar. Hal-hal yang telah dikenal siswa sebagai wahana untuk menjelaskan sesuatu yang baru atau belum dipahami oleh siswa.
7)      Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang telah dipahami.
8)      Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya. Hal ini dapat menguatkan pengetahuan tentang hal-hal yang telah dipelajari siswa.
9)      Menggunakan simulasi dan permainan. Baik simulasi amaupun permainan merupakan proses yang sangat menarik bagi siswa. Suasana yang sangat menarik menyebabkan proses belajar menjadi bermakna secara efektif atau emosional bagi siswa.
10)  Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahirannya didepan umum. Hal ini menimbulkan rasa bangga dan dihargai yang akan meningkatkan motif belajar siswa.
11)    Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar. Hal-hal positif dari keterlibatan siswa dalam belajar hendaknya ditekan.
12)    Memahami iklim sosial sekolah. Pemahaman iklim dan suasana sekolah merupakan pendorong kemudahan berbuat siswa.
13)    Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat. Manifestasi kewibawaan guru pada siswa untuk meningkatkan motif belajarnya.
14)    Memperpadukan motif-motif yang kuat. Motif berprestasi yang kuat dan motif memperoleh penghargaan apabila dipadukan. siswa dapat memperoleh motif yang jamak, dan kemauan belajar pun akan semakin besar.
15)    Memperjelas tujuan belajar yang ingin dicapai. Makin jelas tujuan yang akan dicapai, makin terarah upaya mencapainya.
16)  Merumuskan tujuan-tujuan sementara. Agar upaya mencapai tujuan belajar terarah, maka tujuan belajar yang umum dipilih menjadi tujuan sementara yang lebih jelas
17)    Memberitahukan hasil kerja yang dicapai. Dengan mengetahui hasil yang dicapai, maka motif belajar siswa lebih kuat, baik itu dilakukan karena ingin mempertahankan hasil belajar yang telah baik, maupun untuk memperbaiki hasil belajar yang kurang maksimal.
18)    Membuat suasana persaingan yang sehat di antara para siswa.
19)    Mengembangkan persaingan dengan diri sendiri. Persaingan semacam ini dilakukan dengan memberikan tugas dalam berbagai kegiatan yang harus dilakukan sendiri.

20)    Memberikan contoh yang positif. Dalam membimbing dan mengontrol siswa, guru seyogianya memberikan contoh yang baik.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Mudjiman, Haris. (2011). Belajar Mandiri : Pembekalan dan Penerapannya. Surakarta: UNS Press
Purwanto, Ngalim. (2011). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Bandung
Sardiman A.M. (2012). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Depok: PT Raja Grafindo Persada
Sagala, Syaiful. (2010). Supervisi Pembelajaran. Bandung: Alfabet
Uno, Hamzah B. (2008). Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Yamin, Martinis. (2008). Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta: Gaung Persada Press (GP Press)UNS Press Surakarta