Jumat, 31 Maret 2017

Meneladani Suporter Layar Kaca

Suporter Layar Kaca? Ya, itulah sebutan yang disematkan bagi penggemar sepakbola yang hanya bisa menikmati permainan tim kebanggaannya lewat layar kaca televises atau big screen waktu nobar. Biasanya, supporter layar kaca merupakan fans tim-tim sepakbola eropa yang kebanyakan hanya bisa menonton tim kebanggannya bermain melalui layar kaca. Istilah supporter layar kaca merupakan istilah yang cenderung bersifat ejekan, yang biasanya dilontarkan oleh supporter bola local yang rajin dating ke stadion. Sebenarnya hal ini bisa dimaklumi, karena banyak juga orang-orang yang tergolong kamu supporter layar kaca ini yang bahkan belum pernah sama sekali menginjakkan kakinya di stadion. Namun istilah ini juga dapat diperdebatkan, karena semua supporter yang sering ke stadion pun pada saat-saat tertentu juga menjadi supporter layar kaca.
Meskipun istilah supporter layar kaca dapat kita perdebatkan relevan tidak penggunaanya, namun bagi kamu supporter bola Indonesia yang datang ke stadion dapat meniru “kearifan” supporter layar kaca ini. Berikut hal-hal yang bisa kamu tiru tersebut!
Umpatan!
Tribun stadion merupakan area bebas ekspresi bagi setiap orang siapan itu. Namun tidak jarang tribun menjadi kontes kebun binatang dengan segala bentuk sumpah serapah dari orang-orang yang menyaksikan pertandingan sepakbola. Sebetulnya hal ini lumrah saja, namun akan menjadi suatu yang kurang baik ketika di tribun terdapat banyak anak-anak. Umpatan-umpatan dengan kata-kata kotor tentu tidak pantas didengar oleh telinga anak-anak yang masih dalam pertumbuhan dan perlu bimbingan. Seharusnya anak-anak mendapatkan kesan permainan bola yang telah mereka saksikan ketika pulang, bukan kosakata baru yang membuat orang tua mereka marah. Dari sini kita dapat meneladani supporter layar kaca. Ya, supporter layar kaca, paling tidak sedikit lebih beretika ketika mengumpat. Ambillah contoh diri kita sendiri, saat kita menonton bola di tv bersama  anak, istri, atau orang tua kita, kita tidak akan mengumpat dengan kata-kata terlalu kasar, seperti wasit a***ng, wasit J****uk, dan lain sebagainya. Kita dapat mengkontrol umpatan-umpatan kita, karena kita tahu bahwa kata-kata kotor tidak pantas di dengar anak, istri, atau orang tua kita. Sikap seperti itu sejatinya dapat kita lakukan di stadion, terlebih jika kita menyadari bahwa terdapat banyak anak-anak di sana.
Lemparan!
Lemparan benda-benda ke dalam lapangan seakan sudah menjadi tradisi supporter di sepakbola kita, terutama saat supporter merasas dikecewakan. Ketika supporter “merasa” timya “dikerjai”, entah reflek atau apa, benda-benda mulai dari botol air mineral, koin, batu, hingga air kencing manusia bertebaran di lapangan. Bahkan di era “ngultras” sekarang ini, flares dan smoke bomb sering pula dilemparkan ke atas lapangan. Aksi-aksi semacam ini tentu harus di kurangi sampai hilang sama sekali jika ingin sepak bola kita naik level. Dari sini, sebetulnya kita dapat kembali meniru kearifan supporter layar kaca, Mengapa? suporter layar kaca tentu tidak akan melempar layar televisinya dengan batu, botol, atau flare. Paling-paling mereka membanting remot televisinya sendiri ketika kesal dengan wasit atau permainan tim yang di dukungnya. Suporter layar kaca memiliki tingkat kontrolnya sendiri, ketika ia membanting televisi misalnya, jika sampai tv hancur, tentu ia akan rugi sendiri atau paling tidak dimarahi istri atau orang tua. Sikap tidak mau rugi ini, harusnya dapat kita terapkan pula ketika melihat langsung sepakbola di stadion. Saat kita melakukan lemparan, sebenarnya akan terjadi kerugian yang jamak bukan hanya diri sendiri malinkan juga orang lain. Misalnya lemparan kita dapat merugikan wasit atau pemain jika terluka, merugikan diri sendiri karena pertandingan dihentikan, hingga dapat merugikan klub apabila dikenai sanksi oleh federasi. Apabila kita benar-benar menyadari kerugian yang jamak ini, maka saat ingin melempar botol ke tengah lapangan kita akan berfikir seribu kali.
Memahami Permainan!
Saat menonton sepakbola di televisi, penonton akan dapat lebih detail menikmati jalannya pertandingan. Adanya replay, arah kamera yang terfokus, serta panduan komentator membuat penonton lebih dapat memahami jalannya pertandingan beserta keputusan-keputusan yang diambil oleh pengadil lapangan. Berbeda dengan penonton yang menyaksikan pertandingan langsung di stadion, walapun mereka melihat secara langsung, nama terkadang pandangan yang terbatas tidak dapat melihat setiap detil permainan secara jelas. Sebetulnya hal ini bukanlah masalah, namun akan menjadi masalah ketika penonton sangat reaktif dengan setiap kejadian. Kejadian seperti pelanggaran atau offset yang dirasa merugikan tim yang di dukung meskipun memang seharunya terjadi, biasanya akan membuat penonton sangat reaktif hingga mengeluarkan sikap yang kurang baik seperti umpatan dan lemparan. Di sini pentingnya pemahaman tentang permainan, banyak penonton bola kita yang awam dengan peraturan, dan hanya pergi ke stadioan untuk sebuah kata kemenangan. Seharusnya penonton di stadion dapat sepercaya penonton layar kaca dari tayangan televisi. Penonton tidaklah harus menjadi pengadil, cukup menjadi pendukung dan penikmat yang paham peraturan.

Sumber gambar : http://bola.republika.co.id

1 komentar: