Jumat, 09 Januari 2015

LINGKUNGAN BELAJAR

a.        Pengertian Lingkungan Belajar
Lingkungan dalam pengertian umum, berarti situasi yang ada di sekitar manusia. Manusia tidak bisa lepas dari lingkungan tempat tinggal, baik itu lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, maupun lingkungan sekolah. Lingkungan tersebut dapat menimbulkan perubahan tingkah laku manusia. Hal ini karena manusia dapat dengan mudah dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitar.
Lingkungan dapat dengan mudah mempengaruhi manusia dalam semua aspek kehidupannya, baik itu mengenai tingkah laku, perkembangan jiwa dan kepribadiannya. Sartain dalam Purwanto (2011:28) berpendapat bahwa lingkungan meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan-pertumbuhan, perkembangan atau life processes kita kecuali gen-gen. Menurut Hadi (2003:84) “Lingkungan ialah segala sesuatu yang ada di luar orang-orang pergaulan dan yang mempengaruhi perkembangan anak, seperti: iklim, alam sekitar, situasi ekonomi, perumahan, makanan, pakaian, orang-orang tetangga dan lain-lain”.
Demikian juga dalam belajar, seseorang tidak dapat lepas dari pengaruh lingkungannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2003: 2) bahwa “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakuakan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
 Menurut Saroni dalam Jamal (2011:110) “Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan”. Slameto (2003: 60) mengemukakan bahwa lingkungan belajar siswa yang berpengaruh terhadap belajar siswa terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Dari berbagai pendapat ahli diatas dapat peneliti simpulkan bahwa lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang ada, meliputi semua kondisi-kondisi yang ada pada tempat proses pembelajaran dilaksanakan yang mempengaruhi perkembangan anak.
b.        Fungsi Lingkungan Belajar
Menurut Hamalik (2003:196) suatu lingkungan pendidikan/pengajaran memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
1)      Fungsi Psikologis
Stimulus berasal dari lingkungan yang merupakan rangsangan terhadap individu sehingga terjadi respon yang menunujukan tingkah laku tertentu. Respon tadi pada gilirannya dapat menjadi stimulus baru yang menimbulkan respon baru, demikian seterusnya. Ini berarti, lingkungan mengandung makna dan melaksanakan funsi psikologis tertentu.
2)      Fungsi Pedagogis
Lingkungan memberikan pengaruh-pengaruh yang bersifat mendidik, khususnya limgkungan yang sengaja diciptakan sebagai suatu lembaga pendidikan, misal keluarga, sekolah, lembaga pendidikan, lembaga sosial.
3)      Fungsi Intruksional
Program intruksional merupakan suatu lingkungan pengajaran yang dirancang secara khusus. Guru yang mengajar, materi pelajaran, sarana dan prasarana pengajaran, media pembelajaran, dan kondisi lingkungan kelas yang sengaja dikembangkan untuk mengembangkan tingkah laku siswa.

c.         Jenis Lingkungan Belajar
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa peranan lingkungan tempat anak belajar sangat berpengaruh terhadap kegiatan belajar anak. Ada berbagai macam lingkungan temapat tinggal, mulai yang lingkup kecil sampai lingkup besar.
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati (2001) membagi lingkungan menjadi lima yaitu:
1)      Lingkungan dalam
2)      Lingkungan phisik
3)      Lingkungan budaya
4)      Lingkungan sosial
5)      Lingkungan spiritual
Berikut uraian dari masing-masing lingkungan tersebut:
1)      Lingkungan dalam
Berupa cairan yang meresap ke dalam tubuh manusia yang berasal dari makanan, yang dapat menimbulkan cairan dalam jaringan tubuh. Sehingga akibat kekurangan cairan ini, memungkinkan individu merasa lapar, haus, sakit, dan lelah.
2)      Lingkungan phisik
Adalah lingkungan alam disekitar anak, yang meliputi jenis tumbuh-tumbuhan, keadaan tanah, rumah, jenis makanan, benda gas, benda cair, dan juga benda padat.
3)      Lingkungan budaya
Adalah lingkungan yang berujud: kesusastraan, kesenian, ilmu pengetahuan, adat istiadat, dan lain-lainnya.
4)      Lingkungan sosial
Lingkungan ini meliputi bentuk hubungan antara manusia satu dengan lainnya, maka sering pula disebut lingkungan yang berujud manusia dan hubungannya dengan atau antar manusia di sekitar anak. Termasuk di dalamnya adalah: sikap atau tingkah laku antar manusia, tingkah laku ayah, ibu, anggota keluarga yang lain, tetangga, teman, dan lain-lainnya.
5)      Lingkungan spiritual
Adalah lingkungan yang berupa agama, keyakinan yang dianut masyarakat sekitarnya, dan ide-ide yang muncul dalam masyarakat dimana anak hidup.
Menurut Jamal (2011:110) Lingkungan belajar mencakup dua hal utama, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
1)      Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik adalah lingkungan yang ada di sekitar siswa belajar, berupa sarana fisik, baik yang ada didalam sekolah maupun di sekitar sekolah, termasuk masyarakat. Dalam hal ini lebih ditekankan pada lingkungan fisik dalam kelas, alat/media belajar yang ada, dan alat/media belajar.
2)      Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial berhubungan dengan pola interaksi antarpersonal yang ada di lingkungan sekolah secara umum. Kondisi pembelajaran yang kondusif hanya dapat dicapai jika interaksi sosial ini berlangsung dengan baik.
Lingkungan belajar oleh para ahli sering disebut sebagai lingkungan pendidikan. Ki Hajar Dewantara dalam Hadi (2003:87) membedakan lingkungan pendidikan menjadi tiga, yaitu:
1)      Keluarga
2)      Sekolah
3)      Masyarakat
Ketiga lingkungan tersebut disebut sebagai tri pusaka pendidikan yang akan mempengaruhi pertumbuhan siswa. Berikut uraian ketiga lingkungan tersebut:
1)      Lingkungan Keluarga
a)      Pengertian Lingkungan Keluarga
Dalam kehidupan sehari-hari seseorang pasti akan berinteraksi dengan lingkungan. Menurut Hadi (2003:84) “Lingkungan ialah segala sesuatu yang ada di luar orang-orang pergaulan dan yang mempengaruhi perkembangan anak”. Lingkungan Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam pendidikan, memberikan landasan dasar bagi proses belajar pada lingkungan sekolah dan masyarakat (Sukmadinata, 2004:163). Menurut Tirtarahardja dan La Sulo (2005:168) keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang karena hubungan semenda dan sedarah. Keluarga itu dapat berbentuk keluarga inti (nucleus family: ayah, ibu dan anak), ataupun keluarga yang diperluas (disamping inti, ada orang lain: kakek/nenek, adik/ipar, pembantu, dll).
Jadi lingkungan keluarga adalah segala sesuatu yang ada dalam keluarga yang mempengaruhi perkembangan anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak.
b)      Fungsi Keluarga
Yusuf (2011:38) membagi fungsi keluarga ke dalam dua sudut pandang, yakni secara psikologis dan sosiologis. Secara psikologis fungsi keluarga adalah:
(1)   Pemberi rasa aman bagi anak dan anggota keluarga lainnya
(2)   Sumber pemenuhan kebutuhan, baik fisik maupun psikis
(3)   Sumber kasih sayang dan penerimaan
(4)   Model perilaku yang tepat bagi anak untuk belajar menjadi anggota masyarakat yang baik
(5)   Pemberi bimbingan bagi pengembangan perilaku yang secara sosial dianggap tepat
(6)   Pembentuk anak dalam memecahkan masalah yang dihadapinya dalam rangka menyesuaikan dirinya terhadap kehidupan
(7)   Pemberi bimbingan dalam belajar keterampilan motorik, verbal dan sosial yang dibutuhkan untuk penyesuaian diri
(8)   Stimulator bagi pengembangan kemampuan anak untuk mencapai prestasi, baik disekolah maupun di masyarakat
(9)   Pembimbing dalam mengembangkan aspirasi
(10)  Sumber persahabatan/teman bermain bagi anak sampai cukup usia untuk mendapatkan teman di luar rumah
Sedangkan dari sudut pandang sosiologis, fungsi keluarga dapat diklasifikasikan ke dalam fungsi berikut:
(1)   Fungsi biologis, keluarga dipandang sebagai pranata sosial yang memberikan legalitas, kesempatan, dan kemudahan bagi para anggotanya untuk memenuhi kebutuhan dasar bilogisnya, yang meliputi: sandang, pangan, papan, hubungan seksual suami-istri, dan reproduksi.
(2)   Fungsi ekonomis, keluarga (dalam hal ini ayah) mempunyai kewajiban untuk menafkahi anggota keluarganya (istri dan anak).
(3)   Fungsi pendidikan, keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak. Fungsi keluarga dalam pendidikan adalah menyangkut penanaman, pembimbingan atau pembiasaan nilai-nilai agama, budaya, keterampilan-keterampilan tertentu yang bermanfaat bagi anak.
(4)   Fungsi sosialisasi, keluarga berfungsi sebagai miniatur masyarakat yang mensosialisasikan nilai-nilai atau peran-peran hidup dalam masyarakat yang harus dilaksanakan oleh para anggotanya.
(5)   Fungsi perlindungan, keluarga berfungsi sebagai pelindung para anggota keluarganya dari gangguan, ancaman atau kondisi yang menimbulkan ketidaknyamanan.
(6)   Fungsi rekreatif, keluarga harus diciptakan sebagai lingkungan yang memberikan kenyamanan, keceriaan, kehangatan dan penuh semangat bagi anggotanya.
(7)   Fungsi agama, keluarga berfungsi sebagai penanam nilai-nilai agama kepada anak agar mereka memiliki pedoman hidup yang benar.
c)      Faktor-faktor dalam Lingkungan Keluarga
Menurut Slameto (2010:60) siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
(1)   Cara Orang Tua Mendidik
Cara orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya. Orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan anaknya, dapat menyebabkan anak kurang berhasil dalam belajarnya. Mendidik anak dengan cara memanjakannya adalah cara mendidik yang tidak baik karena akan membuat anak berbuat seenaknya sendiri, pastilah belajarnya menjadi kacau. Mendidik anak dengan memperlakukan terlalu keras adalah cara mendidik yang salah juga karena akan membuat anak ketakutan dan benci terhadap pelajaran. Keterlibatan orang tua dalam bimbingan terhadap kesulitan belajar, sangat mempengaruhi keberhasilan anak.
(2)   Relasi Antar Anggota Keluarga
Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu hukuman untuk mensukseskan belajar anak sendiri.
(3)   Suasana Rumah
Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Agar anak dapat belajar dengan baik perlu diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram. Di dalam suasana rumah yang tenang dan tentram selain anak betah tinggal di rumah, anak juga dapat belajar dengan baik.
(4)   Keadaan Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi sehingga belajar anak terganggu. Akibat lainnya anak menjadi minder dan tidak jarang anak bekerja mencari nafkah membantu orang tua, hal yang begitu juga akan mengganggu belajar anak. Walaupun ada juga keadaan ekonomi yang sulit justru menjadikan cambuk bagi anak untuk giat belajar dan akhirnya sukses. Sebaliknya keluarga yang kaya, orang tua cenderung  memanjakan anak, hal tersebut juga dapat mengganggu belajar anak.
(5)   Pengertian Orang Tua
Anak belajar perlu dorongan dan perhatian orang tua. Orang tua wajib memberi dorongan dan perhatian ketika anak mengalami lemah semangat, membantu kesulitan anak di sekolah, dan jika perlu menghubungi guru untuk mengetahui perkembangannya.
(6)   Latar Belakang Kebudayaan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.

2)      Lingkungan sekolah
a)    Pengertian Lingkungan Sekolah
Menurut Hadi (2003:84) “Lingkungan ialah segala sesuatu yang ada di luar orang-orang pergaulan dan yang mempengaruhi perkembangan anak”. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional maupun sosial (Syamsu Yusuf, 2001:54). Sedangkan menurut Gerakan Disiplin Nasional (GDN) lingkungan sekolah diartikan sebagai lingkungan dimana para siswa dibiasakan dengan nilai-nilai tata tertib sekolah dan nilai-nilai kegiatan pembelajaran berbagai bidang studi yang dapat meresap ke dalam hati nuraninya (Tu’u, 2004:11).
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah adalah lingkungan dimana kegiatan pembelajaran berlangsung pada lembaga formal yang para siswanya dibiasakan dengan nilai-nilai tata tertib sekolah dan nilai-nilai kegiatan pembelajaran berbagai bidang studi.
b)      Fungsi Lingkungan Sekolah
Menurut Nasution (2004:14)  fungsi sekolah adalah:
(1)   Sekolah mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan
(2)   Sekolah memberikan Ketrampilan dasar
(3)   Sekolah memberikan kesempatan memperbaiki nasib
(4)   Sekolah menyediakan tenaga pembangunan
(5)   Sekolah membantu memecahkan masalah-masalah sosial
(6)   Sekolah mentransmisi kebudayaan
(7)   Sekolah membentuk manusia yang sosial
(8)   Sekolah merupakan alat mentransformasi kebudayaan
c)    Faktor-faktor Lingkungan Sekolah
Menurut Hakim (2002:18), kondisi lingkungan sekolah yang mempengaruhi       kondisi belajar antara lain adanya guru yang baik dalam jumlah yang cukup memadai sesuai dengan jumlah bidang studi yang ditentukan, peralatan belajar yang cukup lengkap, gedung sekolah yang memenuhi persyaratan bagi berlangsungya proses belajar yang baik, adanya teman yang baik, adanya keharmonisan hubungan diantara semua personel sekolah, adanya disiplin dan tata tertib yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten.
Adapun aspek lingkungan sekolah meliputi:
(1)   Relasi guru dan siswa, guru yang kurang interaksi dengan siswa secara akrab, menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancar. Siswa merasa jauh dengan guru.
(2)   Relasi siswa dengan siswa, Jika didalam kelas terdapat grup yang bersaing secara tidak sehat maka jiwa dan hubungan siswa didalam kelas tidak tampak
(3)   Sarana belajar, sarana belajar yang cukup memadai membuat siswa lebih semangat dalam belajar.
(4)   Disiplin sekolah, peraturan sekolah yang tegas dan tertib akan membantu kedisiplinan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar. (Slameto, 2003: 65)

3)        Lingkungan Masyarakat
a)      Pengertian Lingkungan Masyarakat
Menurut Hadi (2003:84) “Lingkungan ialah segala sesuatu yang ada di luar orang-orang pergaulan dan yang mempengaruhi perkembangan anak”. Menurut Baharuddin (2007: 70) “Lingkungan masyarakat adalah tempat individu yang satu berinteraksi dengan individu yang lain”. Menurut Sukmadinata (2004:165) lingkungan masyarakat dimana siswa tinggal atau individu berada juga berpengaruh terhadap semangat dan aktivitas belajarnya. Lingkungan masyarakat dimana warganya memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, terdapat lembaga-lembaga pendidikan dan sumber-sumber belajar di dalamnya akan memberikan pengaruh yang positif terhadap semangat dan pekembangan belajar generasi mudanya.
Jadi lingkungan masyarakat adalah segala sesuatu yang ada dimana individu berinteraksi dengan individu lain yang berpengaruh terhadap perkembangan anak.
b)      Faktor-faktor Lingkungan Masyarakat
Menurut Slameto (2010:70) Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini meliputi:

(1)   Kegiatan Siswa Dalam Masyarakat
Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi kegiatan masyarakat yang terlalu banyak justru akan mengganggu belajarnya apalagi jika tidak bijaksana dalam mengatur waktu.
(2)   Mass Media
Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya. Sebaliknya mass media yang jelek juga berpengaruh buruk terhadap siswa, maka pelu adanya bimbingan dari orang tua dan pendidik baik di keluarga, sekolah dan masyarakat.
(3)   Teman Bergaul
Pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap siswa, begitupun sebaliknya. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlu diusahakan siswa memiliki teman bergaul yang baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana.
(4)   Bentuk Kehidupan Masyarakat
Kehidupan masyarakat di sekitar siswa berpengaruh terhadap belajar siswa. Anak tertarik untuk ikut berbuat seperti yang dilakukan orang-orang di sekitarnya. Lingkungan yang jelek akan membuat anak berbuat hal-hal buruk yang dilakukan orang-orang di sekitarnya. Lingkungan yang baik yang diisi orang-orang yang berpendidikan dan berperilaku baik akan membuat anak terpengaruh dengan hal-hal yang dilakukan lingkungannya itu. Pengaruh itu dapat mendorong semangat anak untuk belajar lebih giat lagi.

c)      Peran Masyarakat dalam Pendidikan
Peran serta masyarakat dalm pendidikan terlihat dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab XV, Bagian Kesatu, Pasal 54, Ayat 1, 2, dan 3:
(1)   Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraandan pengendalian pelayanan mutu pendidikan;
(2)   Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan;

(3)   Ketentuan mengenai peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah (Idi dan Safarina, 2011:68).

DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi & Nur Uhbiyati. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Hadi, Soedomo. (2003). Pendidikan (Suatau Pengantar). Surakarta: Sebelas Maret University Press Surakarta
Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara
Hakim, Thursan. (2002). Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Suara
Nasution. (2004). Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta
Purwanto, Ngalim. (2011). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Bandung
Yusuf, Syamsu. (2011). Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

0 komentar:

Posting Komentar