a.
Pengertian
Lingkungan Belajar
Lingkungan
dalam pengertian umum, berarti situasi yang ada di sekitar manusia. Manusia
tidak bisa lepas dari lingkungan tempat tinggal, baik itu lingkungan keluarga,
lingkungan masyarakat, maupun lingkungan sekolah. Lingkungan tersebut dapat
menimbulkan perubahan tingkah laku manusia. Hal ini karena manusia dapat dengan
mudah dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitar.
Lingkungan
dapat dengan mudah mempengaruhi manusia dalam semua aspek kehidupannya, baik
itu mengenai tingkah laku, perkembangan jiwa dan kepribadiannya. Sartain dalam
Purwanto (2011:28) berpendapat bahwa lingkungan meliputi semua kondisi-kondisi
dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita,
pertumbuhan-pertumbuhan, perkembangan atau life processes kita kecuali gen-gen.
Menurut Hadi (2003:84) “Lingkungan ialah segala sesuatu yang ada di luar orang-orang
pergaulan dan yang mempengaruhi perkembangan anak, seperti: iklim, alam
sekitar, situasi ekonomi, perumahan, makanan, pakaian, orang-orang tetangga dan
lain-lain”.
Demikian
juga dalam belajar, seseorang tidak dapat lepas dari pengaruh lingkungannya.
Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2003: 2) bahwa “Belajar ialah suatu
proses usaha yang dilakuakan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya”.
Menurut Saroni dalam Jamal (2011:110) “Lingkungan
belajar adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses
pembelajaran dilaksanakan”. Slameto
(2003: 60) mengemukakan bahwa lingkungan belajar siswa yang berpengaruh
terhadap belajar siswa terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan
lingkungan masyarakat.
Dari
berbagai pendapat ahli diatas dapat peneliti simpulkan bahwa lingkungan belajar
adalah segala sesuatu yang ada, meliputi semua kondisi-kondisi yang ada pada
tempat proses pembelajaran dilaksanakan yang mempengaruhi perkembangan anak.
b.
Fungsi
Lingkungan Belajar
Menurut Hamalik
(2003:196) suatu lingkungan pendidikan/pengajaran memiliki fungsi-fungsi
sebagai berikut:
1) Fungsi Psikologis
Stimulus berasal dari
lingkungan yang merupakan rangsangan terhadap individu sehingga terjadi respon
yang menunujukan tingkah laku tertentu. Respon tadi pada gilirannya dapat
menjadi stimulus baru yang menimbulkan respon baru, demikian seterusnya. Ini
berarti, lingkungan mengandung makna dan melaksanakan funsi psikologis
tertentu.
2) Fungsi Pedagogis
Lingkungan memberikan
pengaruh-pengaruh yang bersifat mendidik, khususnya limgkungan yang sengaja
diciptakan sebagai suatu lembaga pendidikan, misal keluarga, sekolah, lembaga
pendidikan, lembaga sosial.
3)
Fungsi Intruksional
Program intruksional
merupakan suatu lingkungan pengajaran yang dirancang secara khusus. Guru yang
mengajar, materi pelajaran, sarana dan prasarana pengajaran, media
pembelajaran, dan kondisi lingkungan kelas yang sengaja dikembangkan untuk
mengembangkan tingkah laku siswa.
c.
Jenis
Lingkungan Belajar
Tidak
dapat dipungkiri lagi bahwa peranan lingkungan tempat anak belajar sangat
berpengaruh terhadap kegiatan belajar anak. Ada berbagai macam lingkungan temapat
tinggal, mulai yang lingkup kecil sampai lingkup besar.
Abu
Ahmadi dan Nur Uhbiyati (2001) membagi lingkungan menjadi lima yaitu:
1) Lingkungan
dalam
2) Lingkungan
phisik
3) Lingkungan
budaya
4) Lingkungan
sosial
5) Lingkungan
spiritual
Berikut uraian dari masing-masing
lingkungan tersebut:
1) Lingkungan
dalam
Berupa
cairan yang meresap ke dalam tubuh manusia yang berasal dari makanan, yang
dapat menimbulkan cairan dalam jaringan tubuh. Sehingga akibat kekurangan
cairan ini, memungkinkan individu merasa lapar, haus, sakit, dan lelah.
2) Lingkungan
phisik
Adalah
lingkungan alam disekitar anak, yang meliputi jenis tumbuh-tumbuhan, keadaan
tanah, rumah, jenis makanan, benda gas, benda cair, dan juga benda padat.
3) Lingkungan
budaya
Adalah
lingkungan yang berujud: kesusastraan, kesenian, ilmu pengetahuan, adat istiadat,
dan lain-lainnya.
4) Lingkungan
sosial
Lingkungan
ini meliputi bentuk hubungan antara manusia satu dengan lainnya, maka sering
pula disebut lingkungan yang berujud manusia dan hubungannya dengan atau antar
manusia di sekitar anak. Termasuk di dalamnya adalah: sikap atau tingkah laku
antar manusia, tingkah laku ayah, ibu, anggota keluarga yang lain, tetangga,
teman, dan lain-lainnya.
5) Lingkungan
spiritual
Adalah
lingkungan yang berupa agama, keyakinan yang dianut masyarakat sekitarnya, dan
ide-ide yang muncul dalam masyarakat dimana anak hidup.
Menurut Jamal
(2011:110) Lingkungan belajar mencakup dua hal utama, yaitu lingkungan fisik
dan lingkungan sosial.
1) Lingkungan
Fisik
Lingkungan
fisik adalah lingkungan yang ada di sekitar siswa belajar, berupa sarana fisik,
baik yang ada didalam sekolah maupun di sekitar sekolah, termasuk masyarakat.
Dalam hal ini lebih ditekankan pada lingkungan fisik dalam kelas, alat/media
belajar yang ada, dan alat/media belajar.
2) Lingkungan
Sosial
Lingkungan
sosial berhubungan dengan pola interaksi antarpersonal yang ada di lingkungan
sekolah secara umum. Kondisi pembelajaran yang kondusif hanya dapat dicapai
jika interaksi sosial ini berlangsung dengan baik.
Lingkungan
belajar oleh para ahli sering disebut sebagai lingkungan pendidikan. Ki Hajar
Dewantara dalam Hadi (2003:87) membedakan lingkungan pendidikan menjadi tiga,
yaitu:
1) Keluarga
2) Sekolah
3) Masyarakat
Ketiga
lingkungan tersebut disebut sebagai tri pusaka pendidikan yang akan
mempengaruhi pertumbuhan siswa. Berikut uraian ketiga lingkungan tersebut:
1) Lingkungan
Keluarga
a) Pengertian
Lingkungan Keluarga
Dalam
kehidupan sehari-hari seseorang pasti akan berinteraksi dengan lingkungan. Menurut
Hadi (2003:84) “Lingkungan ialah segala sesuatu yang ada di luar orang-orang
pergaulan dan yang mempengaruhi perkembangan anak”. Lingkungan Keluarga
merupakan lingkungan pertama dan utama dalam pendidikan, memberikan landasan
dasar bagi proses belajar pada lingkungan sekolah dan masyarakat (Sukmadinata,
2004:163). Menurut Tirtarahardja dan La Sulo (2005:168) keluarga merupakan
pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang karena hubungan
semenda dan sedarah. Keluarga
itu dapat berbentuk keluarga inti (nucleus family: ayah, ibu dan anak), ataupun
keluarga yang diperluas (disamping inti, ada orang lain: kakek/nenek,
adik/ipar, pembantu, dll).
Jadi
lingkungan keluarga adalah segala sesuatu yang ada dalam keluarga yang
mempengaruhi perkembangan anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak.
b) Fungsi
Keluarga
Yusuf
(2011:38) membagi fungsi keluarga ke dalam dua sudut pandang, yakni secara
psikologis dan sosiologis. Secara psikologis fungsi keluarga adalah:
(1) Pemberi
rasa aman bagi anak dan anggota keluarga lainnya
(2) Sumber
pemenuhan kebutuhan, baik fisik maupun psikis
(3) Sumber
kasih sayang dan penerimaan
(4) Model
perilaku yang tepat bagi anak untuk belajar menjadi anggota masyarakat yang
baik
(5) Pemberi
bimbingan bagi pengembangan perilaku yang secara sosial dianggap tepat
(6) Pembentuk
anak dalam memecahkan masalah yang dihadapinya dalam rangka menyesuaikan
dirinya terhadap kehidupan
(7) Pemberi
bimbingan dalam belajar keterampilan motorik, verbal dan sosial yang dibutuhkan
untuk penyesuaian diri
(8) Stimulator
bagi pengembangan kemampuan anak untuk mencapai prestasi, baik disekolah maupun
di masyarakat
(9) Pembimbing
dalam mengembangkan aspirasi
(10) Sumber
persahabatan/teman bermain bagi anak sampai cukup usia untuk mendapatkan teman
di luar rumah
Sedangkan
dari sudut pandang sosiologis, fungsi keluarga dapat diklasifikasikan ke dalam
fungsi berikut:
(1) Fungsi
biologis, keluarga dipandang sebagai pranata sosial yang memberikan legalitas,
kesempatan, dan kemudahan bagi para anggotanya untuk memenuhi kebutuhan dasar
bilogisnya, yang meliputi: sandang, pangan, papan, hubungan seksual
suami-istri, dan reproduksi.
(2) Fungsi
ekonomis, keluarga (dalam hal ini ayah) mempunyai kewajiban untuk menafkahi
anggota keluarganya (istri dan anak).
(3) Fungsi
pendidikan, keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama
bagi anak. Fungsi keluarga dalam pendidikan adalah menyangkut penanaman,
pembimbingan atau pembiasaan nilai-nilai agama, budaya,
keterampilan-keterampilan tertentu yang bermanfaat bagi anak.
(4) Fungsi
sosialisasi, keluarga berfungsi sebagai miniatur masyarakat yang
mensosialisasikan nilai-nilai atau peran-peran hidup dalam masyarakat yang
harus dilaksanakan oleh para anggotanya.
(5) Fungsi
perlindungan, keluarga berfungsi sebagai pelindung para anggota keluarganya
dari gangguan, ancaman atau kondisi yang menimbulkan ketidaknyamanan.
(6) Fungsi
rekreatif, keluarga harus diciptakan sebagai lingkungan yang memberikan
kenyamanan, keceriaan, kehangatan dan penuh semangat bagi anggotanya.
(7) Fungsi
agama, keluarga berfungsi sebagai penanam nilai-nilai agama kepada anak agar
mereka memiliki pedoman hidup yang benar.
c) Faktor-faktor
dalam Lingkungan Keluarga
Menurut
Slameto (2010:60) siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga
berupa: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah
tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
(1) Cara
Orang Tua Mendidik
Cara
orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya. Orang tua
yang kurang memperhatikan pendidikan anaknya, dapat menyebabkan anak kurang
berhasil dalam belajarnya. Mendidik anak dengan cara memanjakannya adalah cara
mendidik yang tidak baik karena akan membuat anak berbuat seenaknya sendiri,
pastilah belajarnya menjadi kacau. Mendidik anak dengan memperlakukan terlalu
keras adalah cara mendidik yang salah juga karena akan membuat anak ketakutan
dan benci terhadap pelajaran. Keterlibatan orang tua dalam bimbingan terhadap
kesulitan belajar, sangat mempengaruhi keberhasilan anak.
(2) Relasi
Antar Anggota Keluarga
Relasi
antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya.
Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang
baik di dalam keluarga anak tersebut. Hubungan yang baik adalah hubungan yang
penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu
hukuman untuk mensukseskan belajar anak sendiri.
(3) Suasana
Rumah
Suasana
rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di
dalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Agar anak dapat belajar dengan
baik perlu diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram. Di dalam suasana
rumah yang tenang dan tentram selain anak betah tinggal di rumah, anak juga
dapat belajar dengan baik.
(4) Keadaan
Ekonomi Keluarga
Keadaan
ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Jika anak hidup dalam
keluarga yang miskin, kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi sehingga belajar
anak terganggu. Akibat lainnya anak menjadi minder dan tidak jarang anak
bekerja mencari nafkah membantu orang tua, hal yang begitu juga akan mengganggu
belajar anak. Walaupun ada juga keadaan ekonomi yang sulit justru menjadikan
cambuk bagi anak untuk giat belajar dan akhirnya sukses. Sebaliknya keluarga
yang kaya, orang tua cenderung
memanjakan anak, hal tersebut juga dapat mengganggu belajar anak.
(5) Pengertian
Orang Tua
Anak
belajar perlu dorongan dan perhatian orang tua. Orang tua wajib memberi
dorongan dan perhatian ketika anak mengalami lemah semangat, membantu kesulitan
anak di sekolah, dan jika perlu menghubungi guru untuk mengetahui
perkembangannya.
(6) Latar
Belakang Kebudayaan
Tingkat
pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam
belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar
mendorong semangat anak untuk belajar.
2) Lingkungan
sekolah
a) Pengertian
Lingkungan Sekolah
Menurut
Hadi (2003:84) “Lingkungan ialah segala sesuatu yang ada di luar orang-orang pergaulan
dan yang mempengaruhi perkembangan anak”. Sekolah merupakan lembaga pendidikan
formal yang sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan
dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya baik yang
menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional maupun sosial (Syamsu
Yusuf, 2001:54).
Sedangkan menurut Gerakan Disiplin Nasional (GDN) lingkungan sekolah diartikan
sebagai lingkungan dimana para siswa dibiasakan dengan nilai-nilai tata tertib
sekolah dan nilai-nilai kegiatan pembelajaran berbagai bidang studi yang dapat
meresap ke dalam hati nuraninya (Tu’u, 2004:11).
Berdasarkan definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa lingkungan sekolah adalah lingkungan dimana kegiatan
pembelajaran berlangsung pada lembaga formal yang para siswanya dibiasakan
dengan nilai-nilai tata tertib sekolah dan nilai-nilai kegiatan pembelajaran
berbagai bidang studi.
b) Fungsi
Lingkungan Sekolah
Menurut Nasution (2004:14) fungsi sekolah adalah:
(1) Sekolah
mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan
(2) Sekolah
memberikan Ketrampilan dasar
(3) Sekolah
memberikan kesempatan memperbaiki nasib
(4) Sekolah
menyediakan tenaga pembangunan
(5) Sekolah
membantu memecahkan masalah-masalah sosial
(6) Sekolah
mentransmisi kebudayaan
(7) Sekolah
membentuk manusia yang sosial
(8) Sekolah
merupakan alat mentransformasi kebudayaan
c) Faktor-faktor
Lingkungan Sekolah
Menurut
Hakim (2002:18), kondisi lingkungan sekolah yang mempengaruhi kondisi belajar antara lain adanya guru
yang baik dalam jumlah yang cukup memadai sesuai dengan jumlah bidang studi
yang ditentukan, peralatan belajar yang cukup lengkap, gedung sekolah yang
memenuhi persyaratan bagi berlangsungya proses belajar yang baik, adanya teman
yang baik, adanya keharmonisan hubungan diantara semua personel sekolah, adanya
disiplin dan tata tertib yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten.
Adapun aspek lingkungan sekolah
meliputi:
(1) Relasi
guru dan siswa, guru yang kurang interaksi dengan siswa secara akrab,
menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancar. Siswa merasa jauh dengan guru.
(2) Relasi
siswa dengan siswa, Jika didalam kelas terdapat grup yang bersaing secara tidak
sehat maka jiwa dan hubungan siswa didalam kelas tidak tampak
(3) Sarana
belajar, sarana belajar yang cukup memadai membuat siswa lebih semangat dalam
belajar.
(4) Disiplin
sekolah, peraturan sekolah yang tegas dan tertib akan membantu kedisiplinan
siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar. (Slameto, 2003: 65)
3)
Lingkungan Masyarakat
a) Pengertian
Lingkungan Masyarakat
Menurut
Hadi (2003:84) “Lingkungan ialah segala sesuatu yang ada di luar orang-orang
pergaulan dan yang mempengaruhi perkembangan anak”. Menurut Baharuddin (2007:
70) “Lingkungan masyarakat adalah tempat individu yang satu berinteraksi dengan
individu yang lain”. Menurut Sukmadinata (2004:165) lingkungan masyarakat
dimana siswa tinggal atau individu berada juga berpengaruh terhadap semangat
dan aktivitas belajarnya. Lingkungan masyarakat dimana warganya memiliki latar
belakang pendidikan yang cukup, terdapat lembaga-lembaga pendidikan dan
sumber-sumber belajar di dalamnya akan memberikan pengaruh yang positif
terhadap semangat dan pekembangan belajar generasi mudanya.
Jadi
lingkungan masyarakat adalah segala sesuatu yang ada dimana individu
berinteraksi dengan individu lain yang berpengaruh terhadap perkembangan anak.
b) Faktor-faktor
Lingkungan Masyarakat
Menurut
Slameto (2010:70) Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini meliputi:
(1) Kegiatan
Siswa Dalam Masyarakat
Kegiatan
siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya.
Tetapi kegiatan masyarakat yang terlalu banyak justru akan mengganggu
belajarnya apalagi jika tidak bijaksana dalam mengatur waktu.
(2) Mass
Media
Mass
media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap
belajarnya. Sebaliknya mass media yang jelek juga berpengaruh buruk terhadap
siswa, maka pelu adanya bimbingan dari orang tua dan pendidik baik di keluarga,
sekolah dan masyarakat.
(3) Teman
Bergaul
Pengaruh
dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya. Teman bergaul yang
baik akan berpengaruh baik terhadap siswa, begitupun sebaliknya. Agar siswa
dapat belajar dengan baik, maka perlu diusahakan siswa memiliki teman bergaul
yang baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan
pendidik harus cukup bijaksana.
(4) Bentuk
Kehidupan Masyarakat
Kehidupan
masyarakat di sekitar siswa berpengaruh terhadap belajar siswa. Anak tertarik
untuk ikut berbuat seperti yang dilakukan orang-orang di sekitarnya. Lingkungan
yang jelek akan membuat anak berbuat hal-hal buruk yang dilakukan orang-orang
di sekitarnya. Lingkungan yang baik yang diisi orang-orang yang berpendidikan
dan berperilaku baik akan membuat anak terpengaruh dengan hal-hal yang
dilakukan lingkungannya itu. Pengaruh itu dapat mendorong semangat anak untuk
belajar lebih giat lagi.
c) Peran
Masyarakat dalam Pendidikan
Peran
serta masyarakat dalm pendidikan terlihat dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab XV,
Bagian Kesatu, Pasal 54, Ayat 1, 2, dan 3:
(1) Peran
serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok,
keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam
penyelenggaraandan pengendalian pelayanan mutu pendidikan;
(2) Masyarakat
dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan;
(3) Ketentuan
mengenai peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat
(2) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah (Idi dan Safarina, 2011:68).
DAFTAR PUSTAKA
Abu
Ahmadi & Nur Uhbiyati. 2001. Ilmu Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta
Hadi,
Soedomo. (2003). Pendidikan (Suatau
Pengantar). Surakarta: Sebelas Maret University Press Surakarta
Hamalik, Oemar. (2003).
Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Bumi Aksara
Hakim,
Thursan. (2002). Belajar Secara Efektif.
Jakarta: Puspa Suara
Nasution. (2004). Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Slameto.
(2003). Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta
Purwanto,
Ngalim. (2011). Psikologi Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Bandung
Yusuf,
Syamsu. (2011). Psikologi Perkembangan
Anak Dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
0 komentar:
Posting Komentar