Jumat, 02 Januari 2015

Sosial media, Rindu yang memuakkan !


Setiap manusia dicelah bumi ini kiranya tidak ada yang tidak mengenal facebook, twitter, dan "konco-konconya". Dari pelosok negri yang sekedar cari air pun sulit, sampai masyarakat kota yang tak kenal tetangga pun sekarang "demen" pakai sosial media. Memiliki akun jejaring sosial pun dianggap kebutuhan pokok yang kadang lebih wajib dari makan siang, di kantor-kantor banyak orang yang lebih suka main facebook dari pada ngobrol dengan teman ketika makan siang. Seakan-akan jejaring sosial sudah menjadi identitas wajib masyarakat kita sekarang ini.
Benarkah kita menjadi makhluk sosial ketika menggunakan sosial media ? pertanyaan yang sebetulnya kita sendiri yang harus jawab. Sebagai pengguna sosial media terkadang kita merindukan "gejolak" apa yang terjadi di dinding facebook atau di linimasa twitter. Kita rindu dengan berita apa yang terjadi, tentang apa yang sedang dilakukan teman kita, entah mereka lagi ngupil atau lagi jalan sama pacarnya (walaupun kadang cuma bohongan,hahaha) atau sekedar iseng tanpa kerjaan. Tapi terkadang juga kita malas dengan sosial media melihat tulisan teman-teman kita yang "menjijikan", yang sombong dengan tulisan-tulisan. Tapi sejengkel-jengkelnya kita dengan jejaring sosial, tetap saja kita rindu ingin membuka sosial media kita. Mungkin pencipta facebook atau twitter memasukkan zat adiktif ke dalam dinding facebook atau timeline twitter, hahaha.
Kembali apakah kita benar menjadi makhluk sosial ketika sedang menggunakan sosial media, nyatanya tidak. Belum lama ini saya bertemu dengan kawan dekat saya yang hampir satu tahun tidak bertemu karena kesibukan masing-masing. Sebenarnya kami ingin obrolan yang hangat, mengulang canda tawa masa lalu, atau sekedar bincang-bincang tidak jelas. Tapi apa yang terjadi, nyatanya "makhluk-makhluk sosial" ini sibuk dengan gadget masing-masing, mereka sibuk dengan "kehidupan sosial"mereka lewat dunia maya. Buat apa bertemu jika saling bertatap muka pun tidak,justru semua merunduk memasuki dunia maya yang tak tahu yang dilakukannya nyata atau fiktif belaka.
Seandainya sosial media ini tidak ada, pasti semua orang akan damai. Mereka saling menyapa satu sama lain dengan lisan mereka, kita tidak melihat kesombongan kata-kata di lini masa, kita tidak membaca tulisan-tulisan bodoh di "dinding-dinding", dan kita tidak saling ingin tahu apa yang dilakukan orang. Tapi biarlah, bukankah hal-hal yang menjijikan dan memaukan itu yang kita rindukan dari sosial media sehingga kita selalu ingin membukanya ? hehehe....

0 komentar:

Posting Komentar