a.
Pengertian
Mengajar
Pembelajaran
melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Untuk mewujudkan pembelajaran
yang efektif diperlukan berbagai macam keterampilan. Keterampilan mengajar
merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru.
Keterampilan mengajar sangat berpengaruh pada penyampaian materi pelajaran dari
guru kepada siswa.
Aunurrahman
(2010:34) mengartikan mengajar sebagai suatu keadaan atau suatu aktivitas untuk
menciptakan suatu situasi yang mampu mendorong siswa untuk belajar. Mengajar
pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem
lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar
(Sardiman, 2012:47). Uzer Usman (2008:5) mengartikan mengajar sebagai suatau
usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan
pengajaran yang menimbulkan proses belajar. Hamalik (2003:44-53) mengemukakan,
mengajar dapat diartikan sebagai 1) menyampaikan pengetahuan kepada siswa, 2)
mewariskan kebudayaan kepada generasi muda, 3) usaha mengorganisasi lingkungan
sehingga menciptakan kondisibelajar siswa, 4) memberikan bimbingan belajar
kepada murid 5) kegaiatan mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik,
6) suatu proses membantu siswa mengahadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.
Dari
pendapat ahli di atas dapat peneliti
simpulkan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas untuk menciptakan dan
mengorganisasi kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan
untuk berlangsungnya proses belajar.
b.
Pengertian
Variasi Mengajar
Keterampilan
mengajar merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru.
Hubungan antara guru dan siswa didalam proses pembelajaran berlangsung secara dinamis.
Kedinamisan siswa mungkin diakibatkan oleh faktor internal siswa sendiri
ataupun karena pengaruh dinamika lingkungan yang sedikit banyak mempengaruhi
siswa. Guru di dalam pembelajaran dituntut menggunakan variasi dalam mengajar untuk
menghadapi keadaan siswa yang dinamis. Menurut Usman (2008:84) “Variasi mengajar
adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar-mengajar yang
ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam situasi
belajar-mengajar, murid senantiasa menunjukan ketekunan, antusiasme, serta
penuh partisipasi”.
Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan
yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, serta
mengurangi kejenuhan dan kebosanan (Mulyasa, 2005:78). Dalam
proses belajar mengajar ada variasi bila guru dapat menunjukan perubahan dalam
gaya mengajar, media yang digunakan berganti-ganti, dan ada perubahan dalam
pola interaksi antar siswa dan guru. Variasi ini lebih bersifat proses daripada
produk (Djamarah, 2010:160).
Dari
pendapat ahli di atas, maka dapat peneliti simpulkan bahwa variasi mengajar
adalah suatu kegiatan guru dalam proses interaksi pembelajaran yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan
siswa dengan menciptakan lingkungan yang mendorong dan memungkinkan untuk
berlangsungnya proses belajar melalui perubahan dalam gaya mengajar, media yang
digunakan berganti-ganti, dan ada perubahan dalam pola interaksi antar siswa
dan guru.
c.
Komponen-komponen
Variasi Mengajar
Komponen-komponen
variasi mengajar dibagi menjadi tiga kelompok yaitu variasi gaya mengajar,
variasi media dan bahan ajaran, dan variasi Interkasi. Komponen-komponen
Variasi Mengajar menurut Djamarah dan Zain (2010:167) yaitu:
1) Variasi
Gaya Mengajar
Variasi
ini meliputi variasi suara, variasi gerakan anggota badan, dan variasi
perpindahan posisi guru dalam kelas. Untuk lebih jelasnya variasi gaya mengajar
ini adalah sebagai berikut:
a)
Variasi Suara
Suara
guru dapat bervariasi dalam intonasi, nada, volume, dan kecepatan. Guru dapat
mendramatisir suatu peristiwa, berbicara pelan dengan seorang anak didik,
berbicara tajam dengan anak didik yang tidak perhatian, dan seterusnya.
b)
Penekanan (Focusing)
Untuk
memfokuskan perhatian anak didik pada suatu aspek yang penting, guru dapat
menggunakan “penekanan secara verbal”.
c)
Pemberian Waktu (Pausing)
Untuk
menarik Perhatian anak didik, dapat dilakukan dengan mengubah suatu kegiatan
menjadi tanpa kegiatan atau diam. Bagi anak didik, pemberian waktu dipakai
untuk mengorganisasi diri.
d) Kontak
Pandang
Interaksi
guru sebaiknya mengarahkan pandangan ke seluruh kelas untuk membentuk hubungan
positif dan menghindari hilangnya kepribadian. Pandangan guru dapat menarik
perhatian anak didik.
e)
Gerakan Anggota Badan (Gesturing)
Variasi
dalam mimik, gerakan kepala atau badan merupakan bagian yang penting dalam
komunikasi. Tidak hanya untuk menarik perhatian, namun juga menolong dalam
menyampaikan arti pembicaraan.
f)
Pindah Posisi
Perpindahan
posisi guru dalam kelas dapat menarik perhatian anak didik. Perpindahan posisi
harus ada tujuannya, tidak sekedar mondar mandir.
2) Variasi
Media dan Bahan Ajaran
Ada tiga variasi dalam penggunaan media, yaitu
media pandang, media dengar, dan media taktil.
a)
Variasi Media Pandang
Penggunaan
media pandang dapat diartikan sebagai penggunaan alat dan bahan ajaran khusus
untuk komunikasi seperti buku, majalah, peta, globe, dan lain-lain.
b)
Variasi Media Dengar
Variasi
dalam media dengar memerlukan kombinasi dengan media pandang dan media taktil.
Media dengar yang dapat dipakai diantaranya pembicaraan anak didik, rekaman
bunyi suara, wawancara, yang memiliki relevansi dengan pelajaran.
c)
Variasi Media Taktil
Media
taktil adalah media yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk
menyentuh dan memanipulasi benda atau bahan ajar dalam bentuk model.
3) Variasi
Interaksi
Variasi
dalam pola interaksi antara guru dengan anak didiknya memiliki rentangan yang
bergerak dari dua kutub, yaitu:
a) Anak
didik belajar secara bebas tanpa campur tangan guru.
b) Anak
didik mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi oleh guru, dimana guru
berbicara kepada anak didik.
d.
Prinsip
Penggunaan Variasi
Didalam
proses pembelajaran, kegiatan yang dilakukan guru adalah untuk menciptakan
lingkungan yang menyenangkan bagi seluruh siswa dan menggairahkan siswa. Agar
menggairahkan siswa menjadi aktif dan kreatif dalam belajar tentu guru harus
memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan variasi. Penggunaan prinsip ini tentu
harus diperhatikan dan dihayati guna mendukung pelaksanaan tugas mengajar di
kelas. Prinsip penggunaan variasi menurut Djamarah dan Zain (2010:166) adalah
sebagai berikut:
1) Dalam
menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan,
selain juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk tiap jenis variasi.
2) Menggunakan
variasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga moment proses belajar
mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian anak didik dan proses belajar tidak
terganggu.
3) Penggunaan
komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan direncanakan oleh guru.
Karena itu memerlukan penggunaan yang luwes, spontan sesuai dengan umpan balik
yang diterima siswa.
Sedangkan Usman (2008:85)
berpendapat bahwa prinsip penggunaan variasi mengajar yaitu:
1) Variasi
hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan
yang hndak dicapai
2) Variasi
harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak
perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran
3) Direncanakan
secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran atau
satuan pelajaran
e.
Tujuan
dan Manfaat Variasi Mengajar
Penggunaan
variasi mengajar pada dasarnya ditujukan terhadap perhatian, motivasi, dan
belajar siswa. Menurut Usman (2008:84) tujuan dan manfaat variasi mengajar
adalah:
1)
Untuk menimbulkan dan meningkatkan
perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar-mengajar yang relevan
2)
Untuk memberikan kesempatan bagi
berkembangnya bakat ingin mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal
baru
3)
Untuk memupuk tingkah laku yang positif
terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan
lingkungan belajar yang lebih baik
4)
Guna memberi kesempatan pada siswa untuk
memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya
Sedang
menurut Djamarah dan Zain (2010:161) tujuan variasi mengajar adalah:
1) Meningkatkan
dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi proses belajar mengajar
Dalam
Proses pembelajaran, perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan
sangat dituntut. Pentingnya perhatian siswa karena dengan perhatian yang
diberikan siswa terhadap materi pelajaran yang guru.
2) Memberikan
kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi
Motivasi
sangat penting dalam belajar. Siswa yang tidak memiliki motivasi tidak akan
dapat belajar dengan baik dan tekun, bahkan tidak akan melakukan kegiatan
belajar. Oleh karena itu, guru memperhatikan masalah motivasi ini agar selama
pengajaran berlangsung siswa memiliki motivasi di dalam dirinya. Dalam proses
belajar-mengajar di kelas, tidak semua siswa memiliki motivasi yang sama
terhadap sesuatu bahan. Guru selalu ingin memberikan motivasi terhadap siswanya
yang kurang memperhatikan materi pelajaran yang diberikan. Siswa yang kurang
memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, mutlak memerlukan motivasi
ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar. Peran guru lebih dituntut untuk
memerankan fungsi motivasi, yaitu motivasi sebagai alat yang mendorong manusia
untuk berbuat, menentukan arah perbuatan, dan untuk meyeleksi perbuatan.
3) Membentuk
sikap positif terhadap guru dan sekolah
Didalam
kelas tidak dipungkiri pasti ada siswa tertentu yang tidak suka dengan guru tertentu.
Kurang senangnya siswa terhadap guru bisa jadi disebabkan gaya mengajar guru
yang tidak bervariasi. Guru yang kurang dapat menguasai kelas mengakibatkan
kreativitas dan kegairahan siswa tidak bangkit. Guru yang pandai menempatkan
diri dan mengambil hati siswa mengakibatkan siswa merasa diperhatikan oleh
guru. Siswa akan memberi sikap positif jika variasi mengajar guru mempunyai
relevansi dengan gaya belajar siswa.
4) Memberikan
kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual
Guru
dituntut untuk mempunyai berbagai keterampilan yang mendukung tugasnya dalam
mengajar. Penguasaan terhadap ketiga keterampilan (metode, media, pendekatan)
memudahkan guru mengembangkan variasi mengajar. Fasilitas merupakan kelengkapan
belajar yang berfungsi sebagai alat bantu pengajaran. Lengkap tidaknya
fasilitas belajar mempengaruhi pemilihan yang harus guru lakukan. Terbatasnya
fasilitas belajar cenderung lebih sedikit alternatif yang tersedia untuk
melakukan pemilihan.
5) Menodorong
anak didik untuk belajar
Menyediakan
lingkungan belajar yang kondusif yang mampu mendorong anak didik untuk selalu
belajar adalah tugas guru. Dorongan anak didik untuk belajar di dalam kelas
tentunya berbeda-beda. Cara akurat yang harus guru lakukan agar anak didik
bergairah belajar adalah dengan mengembangkan variasi mengajar, baik dalam gaya
mengajar, dalam penggunaan media dan bahan ajar, maupun interaksi dengan anak
didik.
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan variasi mengajar dalam
penelitian ini adalah suatu kegiatan guru dalam proses interaksi
pembelajaran yang ditujukan untuk
mengatasi kebosanan siswa melalui perubahan dalam gaya mengajar, media yang
digunakan berganti-ganti, dan ada perubahan dalam pola interaksi antar siswa
dan guru. Indikator variasi mengajar dalam penelitian ini adalah: 1) Variasi
gaya mengajar, 2) Variasi media dan bahan ajaran, dan 3) Variasi Interaksi. a.
Pengertian
Mengajar
Pembelajaran
melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Untuk mewujudkan pembelajaran
yang efektif diperlukan berbagai macam keterampilan. Keterampilan mengajar
merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru.
Keterampilan mengajar sangat berpengaruh pada penyampaian materi pelajaran dari
guru kepada siswa.
Aunurrahman
(2010:34) mengartikan mengajar sebagai suatu keadaan atau suatu aktivitas untuk
menciptakan suatu situasi yang mampu mendorong siswa untuk belajar. Mengajar
pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem
lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar
(Sardiman, 2012:47). Uzer Usman (2008:5) mengartikan mengajar sebagai suatau
usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan
pengajaran yang menimbulkan proses belajar. Hamalik (2003:44-53) mengemukakan,
mengajar dapat diartikan sebagai 1) menyampaikan pengetahuan kepada siswa, 2)
mewariskan kebudayaan kepada generasi muda, 3) usaha mengorganisasi lingkungan
sehingga menciptakan kondisibelajar siswa, 4) memberikan bimbingan belajar
kepada murid 5) kegaiatan mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik,
6) suatu proses membantu siswa mengahadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.
Dari
pendapat ahli di atas dapat peneliti
simpulkan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas untuk menciptakan dan
mengorganisasi kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan
untuk berlangsungnya proses belajar.
b.
Pengertian
Variasi Mengajar
Keterampilan
mengajar merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru.
Hubungan antara guru dan siswa didalam proses pembelajaran berlangsung secara dinamis.
Kedinamisan siswa mungkin diakibatkan oleh faktor internal siswa sendiri
ataupun karena pengaruh dinamika lingkungan yang sedikit banyak mempengaruhi
siswa. Guru di dalam pembelajaran dituntut menggunakan variasi dalam mengajar untuk
menghadapi keadaan siswa yang dinamis. Menurut Usman (2008:84) “Variasi mengajar
adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar-mengajar yang
ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam situasi
belajar-mengajar, murid senantiasa menunjukan ketekunan, antusiasme, serta
penuh partisipasi”.
Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan
yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, serta
mengurangi kejenuhan dan kebosanan (Mulyasa, 2005:78). Dalam
proses belajar mengajar ada variasi bila guru dapat menunjukan perubahan dalam
gaya mengajar, media yang digunakan berganti-ganti, dan ada perubahan dalam
pola interaksi antar siswa dan guru. Variasi ini lebih bersifat proses daripada
produk (Djamarah, 2010:160).
Dari
pendapat ahli di atas, maka dapat peneliti simpulkan bahwa variasi mengajar
adalah suatu kegiatan guru dalam proses interaksi pembelajaran yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan
siswa dengan menciptakan lingkungan yang mendorong dan memungkinkan untuk
berlangsungnya proses belajar melalui perubahan dalam gaya mengajar, media yang
digunakan berganti-ganti, dan ada perubahan dalam pola interaksi antar siswa
dan guru.
c.
Komponen-komponen
Variasi Mengajar
Komponen-komponen
variasi mengajar dibagi menjadi tiga kelompok yaitu variasi gaya mengajar,
variasi media dan bahan ajaran, dan variasi Interkasi. Komponen-komponen
Variasi Mengajar menurut Djamarah dan Zain (2010:167) yaitu:
1) Variasi
Gaya Mengajar
Variasi
ini meliputi variasi suara, variasi gerakan anggota badan, dan variasi
perpindahan posisi guru dalam kelas. Untuk lebih jelasnya variasi gaya mengajar
ini adalah sebagai berikut:
a)
Variasi Suara
Suara
guru dapat bervariasi dalam intonasi, nada, volume, dan kecepatan. Guru dapat
mendramatisir suatu peristiwa, berbicara pelan dengan seorang anak didik,
berbicara tajam dengan anak didik yang tidak perhatian, dan seterusnya.
b)
Penekanan (Focusing)
Untuk
memfokuskan perhatian anak didik pada suatu aspek yang penting, guru dapat
menggunakan “penekanan secara verbal”.
c)
Pemberian Waktu (Pausing)
Untuk
menarik Perhatian anak didik, dapat dilakukan dengan mengubah suatu kegiatan
menjadi tanpa kegiatan atau diam. Bagi anak didik, pemberian waktu dipakai
untuk mengorganisasi diri.
d) Kontak
Pandang
Interaksi
guru sebaiknya mengarahkan pandangan ke seluruh kelas untuk membentuk hubungan
positif dan menghindari hilangnya kepribadian. Pandangan guru dapat menarik
perhatian anak didik.
e)
Gerakan Anggota Badan (Gesturing)
Variasi
dalam mimik, gerakan kepala atau badan merupakan bagian yang penting dalam
komunikasi. Tidak hanya untuk menarik perhatian, namun juga menolong dalam
menyampaikan arti pembicaraan.
f)
Pindah Posisi
Perpindahan
posisi guru dalam kelas dapat menarik perhatian anak didik. Perpindahan posisi
harus ada tujuannya, tidak sekedar mondar mandir.
2) Variasi
Media dan Bahan Ajaran
Ada tiga variasi dalam penggunaan media, yaitu
media pandang, media dengar, dan media taktil.
a)
Variasi Media Pandang
Penggunaan
media pandang dapat diartikan sebagai penggunaan alat dan bahan ajaran khusus
untuk komunikasi seperti buku, majalah, peta, globe, dan lain-lain.
b)
Variasi Media Dengar
Variasi
dalam media dengar memerlukan kombinasi dengan media pandang dan media taktil.
Media dengar yang dapat dipakai diantaranya pembicaraan anak didik, rekaman
bunyi suara, wawancara, yang memiliki relevansi dengan pelajaran.
c)
Variasi Media Taktil
Media
taktil adalah media yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk
menyentuh dan memanipulasi benda atau bahan ajar dalam bentuk model.
3) Variasi
Interaksi
Variasi
dalam pola interaksi antara guru dengan anak didiknya memiliki rentangan yang
bergerak dari dua kutub, yaitu:
a) Anak
didik belajar secara bebas tanpa campur tangan guru.
b) Anak
didik mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi oleh guru, dimana guru
berbicara kepada anak didik.
d.
Prinsip
Penggunaan Variasi
Didalam
proses pembelajaran, kegiatan yang dilakukan guru adalah untuk menciptakan
lingkungan yang menyenangkan bagi seluruh siswa dan menggairahkan siswa. Agar
menggairahkan siswa menjadi aktif dan kreatif dalam belajar tentu guru harus
memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan variasi. Penggunaan prinsip ini tentu
harus diperhatikan dan dihayati guna mendukung pelaksanaan tugas mengajar di
kelas. Prinsip penggunaan variasi menurut Djamarah dan Zain (2010:166) adalah
sebagai berikut:
1) Dalam
menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan,
selain juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk tiap jenis variasi.
2) Menggunakan
variasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga moment proses belajar
mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian anak didik dan proses belajar tidak
terganggu.
3) Penggunaan
komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan direncanakan oleh guru.
Karena itu memerlukan penggunaan yang luwes, spontan sesuai dengan umpan balik
yang diterima siswa.
Sedangkan Usman (2008:85)
berpendapat bahwa prinsip penggunaan variasi mengajar yaitu:
1) Variasi
hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan
yang hndak dicapai
2) Variasi
harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak
perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran
3) Direncanakan
secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran atau
satuan pelajaran
e.
Tujuan
dan Manfaat Variasi Mengajar
Penggunaan
variasi mengajar pada dasarnya ditujukan terhadap perhatian, motivasi, dan
belajar siswa. Menurut Usman (2008:84) tujuan dan manfaat variasi mengajar
adalah:
1)
Untuk menimbulkan dan meningkatkan
perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar-mengajar yang relevan
2)
Untuk memberikan kesempatan bagi
berkembangnya bakat ingin mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal
baru
3)
Untuk memupuk tingkah laku yang positif
terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan
lingkungan belajar yang lebih baik
4)
Guna memberi kesempatan pada siswa untuk
memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya
Sedang
menurut Djamarah dan Zain (2010:161) tujuan variasi mengajar adalah:
1) Meningkatkan
dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi proses belajar mengajar
Dalam
Proses pembelajaran, perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan
sangat dituntut. Pentingnya perhatian siswa karena dengan perhatian yang
diberikan siswa terhadap materi pelajaran yang guru.
2) Memberikan
kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi
Motivasi
sangat penting dalam belajar. Siswa yang tidak memiliki motivasi tidak akan
dapat belajar dengan baik dan tekun, bahkan tidak akan melakukan kegiatan
belajar. Oleh karena itu, guru memperhatikan masalah motivasi ini agar selama
pengajaran berlangsung siswa memiliki motivasi di dalam dirinya. Dalam proses
belajar-mengajar di kelas, tidak semua siswa memiliki motivasi yang sama
terhadap sesuatu bahan. Guru selalu ingin memberikan motivasi terhadap siswanya
yang kurang memperhatikan materi pelajaran yang diberikan. Siswa yang kurang
memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, mutlak memerlukan motivasi
ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar. Peran guru lebih dituntut untuk
memerankan fungsi motivasi, yaitu motivasi sebagai alat yang mendorong manusia
untuk berbuat, menentukan arah perbuatan, dan untuk meyeleksi perbuatan.
3) Membentuk
sikap positif terhadap guru dan sekolah
Didalam
kelas tidak dipungkiri pasti ada siswa tertentu yang tidak suka dengan guru tertentu.
Kurang senangnya siswa terhadap guru bisa jadi disebabkan gaya mengajar guru
yang tidak bervariasi. Guru yang kurang dapat menguasai kelas mengakibatkan
kreativitas dan kegairahan siswa tidak bangkit. Guru yang pandai menempatkan
diri dan mengambil hati siswa mengakibatkan siswa merasa diperhatikan oleh
guru. Siswa akan memberi sikap positif jika variasi mengajar guru mempunyai
relevansi dengan gaya belajar siswa.
4) Memberikan
kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual
Guru
dituntut untuk mempunyai berbagai keterampilan yang mendukung tugasnya dalam
mengajar. Penguasaan terhadap ketiga keterampilan (metode, media, pendekatan)
memudahkan guru mengembangkan variasi mengajar. Fasilitas merupakan kelengkapan
belajar yang berfungsi sebagai alat bantu pengajaran. Lengkap tidaknya
fasilitas belajar mempengaruhi pemilihan yang harus guru lakukan. Terbatasnya
fasilitas belajar cenderung lebih sedikit alternatif yang tersedia untuk
melakukan pemilihan.
5) Menodorong
anak didik untuk belajar
Menyediakan
lingkungan belajar yang kondusif yang mampu mendorong anak didik untuk selalu
belajar adalah tugas guru. Dorongan anak didik untuk belajar di dalam kelas
tentunya berbeda-beda. Cara akurat yang harus guru lakukan agar anak didik
bergairah belajar adalah dengan mengembangkan variasi mengajar, baik dalam gaya
mengajar, dalam penggunaan media dan bahan ajar, maupun interaksi dengan anak
didik.
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan variasi mengajar adalah suatu kegiatan guru dalam proses interaksi
pembelajaran yang ditujukan untuk
mengatasi kebosanan siswa melalui perubahan dalam gaya mengajar, media yang
digunakan berganti-ganti, dan ada perubahan dalam pola interaksi antar siswa
dan guru.
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. (2003).
Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Bumi Aksara
Sardiman
A.M. (2012). Interaksi & Motivasi
Belajar Mengajar. Depok: PT Raja Grafindo Persada
Syaiful
Bahri Djamarah & Aswan Zain. (2010). Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Usman,
Moh. Uzer. (2008). Menjadi Guru Profesional.
Bandung: Remaja Rosdakarya
0 komentar:
Posting Komentar