Minggu, 11 Januari 2015

VARIASI MENGAJAR

a.        Pengertian Mengajar
Pembelajaran melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif diperlukan berbagai macam keterampilan. Keterampilan mengajar merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Keterampilan mengajar sangat berpengaruh pada penyampaian materi pelajaran dari guru kepada siswa.
Aunurrahman (2010:34) mengartikan mengajar sebagai suatu keadaan atau suatu aktivitas untuk menciptakan suatu situasi yang mampu mendorong siswa untuk belajar. Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar (Sardiman, 2012:47). Uzer Usman (2008:5) mengartikan mengajar sebagai suatau usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar. Hamalik (2003:44-53) mengemukakan, mengajar dapat diartikan sebagai 1) menyampaikan pengetahuan kepada siswa, 2) mewariskan kebudayaan kepada generasi muda, 3) usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisibelajar siswa, 4) memberikan bimbingan belajar kepada murid 5) kegaiatan mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik, 6) suatu proses membantu siswa mengahadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.
Dari pendapat ahli di  atas dapat peneliti simpulkan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas untuk menciptakan dan mengorganisasi kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar.

b.        Pengertian Variasi Mengajar
Keterampilan mengajar merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Hubungan antara guru dan siswa didalam proses pembelajaran berlangsung secara dinamis. Kedinamisan siswa mungkin diakibatkan oleh faktor internal siswa sendiri ataupun karena pengaruh dinamika lingkungan yang sedikit banyak mempengaruhi siswa. Guru di dalam pembelajaran dituntut menggunakan variasi dalam mengajar untuk menghadapi keadaan siswa yang dinamis. Menurut Usman (2008:84) “Variasi mengajar adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar-mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam situasi belajar-mengajar, murid senantiasa menunjukan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi”.
Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan (Mulyasa, 2005:78). Dalam proses belajar mengajar ada variasi bila guru dapat menunjukan perubahan dalam gaya mengajar, media yang digunakan berganti-ganti, dan ada perubahan dalam pola interaksi antar siswa dan guru. Variasi ini lebih bersifat proses daripada produk (Djamarah, 2010:160).
Dari pendapat ahli di atas, maka dapat peneliti simpulkan bahwa variasi mengajar adalah suatu kegiatan guru dalam proses interaksi pembelajaran  yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa dengan menciptakan lingkungan yang mendorong dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar melalui perubahan dalam gaya mengajar, media yang digunakan berganti-ganti, dan ada perubahan dalam pola interaksi antar siswa dan guru.

c.         Komponen-komponen Variasi Mengajar
Komponen-komponen variasi mengajar dibagi menjadi tiga kelompok yaitu variasi gaya mengajar, variasi media dan bahan ajaran, dan variasi Interkasi. Komponen-komponen Variasi Mengajar menurut Djamarah dan Zain (2010:167) yaitu:
1)      Variasi Gaya Mengajar
Variasi ini meliputi variasi suara, variasi gerakan anggota badan, dan variasi perpindahan posisi guru dalam kelas. Untuk lebih jelasnya variasi gaya mengajar ini adalah sebagai berikut:
a)        Variasi Suara
Suara guru dapat bervariasi dalam intonasi, nada, volume, dan kecepatan. Guru dapat mendramatisir suatu peristiwa, berbicara pelan dengan seorang anak didik, berbicara tajam dengan anak didik yang tidak perhatian, dan seterusnya.
b)        Penekanan (Focusing)
Untuk memfokuskan perhatian anak didik pada suatu aspek yang penting, guru dapat menggunakan “penekanan secara verbal”.
c)        Pemberian Waktu (Pausing)
Untuk menarik Perhatian anak didik, dapat dilakukan dengan mengubah suatu kegiatan menjadi tanpa kegiatan atau diam. Bagi anak didik, pemberian waktu dipakai untuk mengorganisasi diri.
d)       Kontak Pandang
Interaksi guru sebaiknya mengarahkan pandangan ke seluruh kelas untuk membentuk hubungan positif dan menghindari hilangnya kepribadian. Pandangan guru dapat menarik perhatian anak didik.
e)        Gerakan Anggota Badan (Gesturing)
Variasi dalam mimik, gerakan kepala atau badan merupakan bagian yang penting dalam komunikasi. Tidak hanya untuk menarik perhatian, namun juga menolong dalam menyampaikan arti pembicaraan.
f)         Pindah Posisi
Perpindahan posisi guru dalam kelas dapat menarik perhatian anak didik. Perpindahan posisi harus ada tujuannya, tidak sekedar mondar mandir.
2)      Variasi Media dan Bahan Ajaran
Ada  tiga variasi dalam penggunaan media, yaitu media pandang, media dengar, dan media taktil.
a)        Variasi Media Pandang
Penggunaan media pandang dapat diartikan sebagai penggunaan alat dan bahan ajaran khusus untuk komunikasi seperti buku, majalah, peta, globe, dan lain-lain.
b)        Variasi Media Dengar
Variasi dalam media dengar memerlukan kombinasi dengan media pandang dan media taktil. Media dengar yang dapat dipakai diantaranya pembicaraan anak didik, rekaman bunyi suara, wawancara, yang memiliki relevansi dengan pelajaran.
c)        Variasi Media Taktil
Media taktil adalah media yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menyentuh dan memanipulasi benda atau bahan ajar dalam bentuk model.
3)      Variasi Interaksi
Variasi dalam pola interaksi antara guru dengan anak didiknya memiliki rentangan yang bergerak dari dua kutub, yaitu:
a)    Anak didik belajar secara bebas tanpa campur tangan guru.
b)   Anak didik mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi oleh guru, dimana guru berbicara kepada anak didik.

d.        Prinsip Penggunaan Variasi
Didalam proses pembelajaran, kegiatan yang dilakukan guru adalah untuk menciptakan lingkungan yang menyenangkan bagi seluruh siswa dan menggairahkan siswa. Agar menggairahkan siswa menjadi aktif dan kreatif dalam belajar tentu guru harus memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan variasi. Penggunaan prinsip ini tentu harus diperhatikan dan dihayati guna mendukung pelaksanaan tugas mengajar di kelas. Prinsip penggunaan variasi menurut Djamarah dan Zain (2010:166) adalah sebagai berikut:
1)      Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan, selain juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk tiap jenis variasi.
2)      Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga moment proses belajar mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian anak didik dan proses belajar tidak terganggu.
3)      Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan direncanakan oleh guru. Karena itu memerlukan penggunaan yang luwes, spontan sesuai dengan umpan balik yang diterima siswa.
Sedangkan Usman (2008:85) berpendapat bahwa prinsip penggunaan variasi mengajar yaitu:
1)      Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang hndak dicapai
2)      Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran
3)      Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran atau satuan pelajaran

e.         Tujuan dan Manfaat Variasi Mengajar
Penggunaan variasi mengajar pada dasarnya ditujukan terhadap perhatian, motivasi, dan belajar siswa. Menurut Usman (2008:84) tujuan dan manfaat variasi mengajar adalah:
1)      Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar-mengajar yang relevan
2)      Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal baru
3)      Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik
4)      Guna memberi kesempatan pada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya

Sedang menurut Djamarah dan Zain (2010:161) tujuan variasi mengajar adalah:
1)      Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi proses belajar mengajar
Dalam Proses pembelajaran, perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan sangat dituntut. Pentingnya perhatian siswa karena dengan perhatian yang diberikan siswa terhadap materi pelajaran yang guru.
2)      Memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi
Motivasi sangat penting dalam belajar. Siswa yang tidak memiliki motivasi tidak akan dapat belajar dengan baik dan tekun, bahkan tidak akan melakukan kegiatan belajar. Oleh karena itu, guru memperhatikan masalah motivasi ini agar selama pengajaran berlangsung siswa memiliki motivasi di dalam dirinya. Dalam proses belajar-mengajar di kelas, tidak semua siswa memiliki motivasi yang sama terhadap sesuatu bahan. Guru selalu ingin memberikan motivasi terhadap siswanya yang kurang memperhatikan materi pelajaran yang diberikan. Siswa yang kurang memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, mutlak memerlukan motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar. Peran guru lebih dituntut untuk memerankan fungsi motivasi, yaitu motivasi sebagai alat yang mendorong manusia untuk berbuat, menentukan arah perbuatan, dan untuk meyeleksi perbuatan.
3)      Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah
Didalam kelas tidak dipungkiri pasti ada siswa tertentu yang tidak suka dengan guru tertentu. Kurang senangnya siswa terhadap guru bisa jadi disebabkan gaya mengajar guru yang tidak bervariasi. Guru yang kurang dapat menguasai kelas mengakibatkan kreativitas dan kegairahan siswa tidak bangkit. Guru yang pandai menempatkan diri dan mengambil hati siswa mengakibatkan siswa merasa diperhatikan oleh guru. Siswa akan memberi sikap positif jika variasi mengajar guru mempunyai relevansi dengan gaya belajar siswa.
4)      Memberikan kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual
Guru dituntut untuk mempunyai berbagai keterampilan yang mendukung tugasnya dalam mengajar. Penguasaan terhadap ketiga keterampilan (metode, media, pendekatan) memudahkan guru mengembangkan variasi mengajar. Fasilitas merupakan kelengkapan belajar yang berfungsi sebagai alat bantu pengajaran. Lengkap tidaknya fasilitas belajar mempengaruhi pemilihan yang harus guru lakukan. Terbatasnya fasilitas belajar cenderung lebih sedikit alternatif yang tersedia untuk melakukan pemilihan.
5)      Menodorong anak didik untuk belajar
Menyediakan lingkungan belajar yang kondusif yang mampu mendorong anak didik untuk selalu belajar adalah tugas guru. Dorongan anak didik untuk belajar di dalam kelas tentunya berbeda-beda. Cara akurat yang harus guru lakukan agar anak didik bergairah belajar adalah dengan mengembangkan variasi mengajar, baik dalam gaya mengajar, dalam penggunaan media dan bahan ajar, maupun interaksi dengan anak didik.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan variasi mengajar dalam penelitian ini adalah suatu kegiatan guru dalam proses interaksi pembelajaran  yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa melalui perubahan dalam gaya mengajar, media yang digunakan berganti-ganti, dan ada perubahan dalam pola interaksi antar siswa dan guru. Indikator variasi mengajar dalam penelitian ini adalah: 1) Variasi gaya mengajar, 2) Variasi media dan bahan ajaran, dan 3) Variasi Interaksi.a.        Pengertian Mengajar
Pembelajaran melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif diperlukan berbagai macam keterampilan. Keterampilan mengajar merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Keterampilan mengajar sangat berpengaruh pada penyampaian materi pelajaran dari guru kepada siswa.
Aunurrahman (2010:34) mengartikan mengajar sebagai suatu keadaan atau suatu aktivitas untuk menciptakan suatu situasi yang mampu mendorong siswa untuk belajar. Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar (Sardiman, 2012:47). Uzer Usman (2008:5) mengartikan mengajar sebagai suatau usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar. Hamalik (2003:44-53) mengemukakan, mengajar dapat diartikan sebagai 1) menyampaikan pengetahuan kepada siswa, 2) mewariskan kebudayaan kepada generasi muda, 3) usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisibelajar siswa, 4) memberikan bimbingan belajar kepada murid 5) kegaiatan mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik, 6) suatu proses membantu siswa mengahadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.
Dari pendapat ahli di  atas dapat peneliti simpulkan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas untuk menciptakan dan mengorganisasi kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar.

b.        Pengertian Variasi Mengajar
Keterampilan mengajar merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Hubungan antara guru dan siswa didalam proses pembelajaran berlangsung secara dinamis. Kedinamisan siswa mungkin diakibatkan oleh faktor internal siswa sendiri ataupun karena pengaruh dinamika lingkungan yang sedikit banyak mempengaruhi siswa. Guru di dalam pembelajaran dituntut menggunakan variasi dalam mengajar untuk menghadapi keadaan siswa yang dinamis. Menurut Usman (2008:84) “Variasi mengajar adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar-mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam situasi belajar-mengajar, murid senantiasa menunjukan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi”.
Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan (Mulyasa, 2005:78). Dalam proses belajar mengajar ada variasi bila guru dapat menunjukan perubahan dalam gaya mengajar, media yang digunakan berganti-ganti, dan ada perubahan dalam pola interaksi antar siswa dan guru. Variasi ini lebih bersifat proses daripada produk (Djamarah, 2010:160).
Dari pendapat ahli di atas, maka dapat peneliti simpulkan bahwa variasi mengajar adalah suatu kegiatan guru dalam proses interaksi pembelajaran  yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa dengan menciptakan lingkungan yang mendorong dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar melalui perubahan dalam gaya mengajar, media yang digunakan berganti-ganti, dan ada perubahan dalam pola interaksi antar siswa dan guru.

c.         Komponen-komponen Variasi Mengajar
Komponen-komponen variasi mengajar dibagi menjadi tiga kelompok yaitu variasi gaya mengajar, variasi media dan bahan ajaran, dan variasi Interkasi. Komponen-komponen Variasi Mengajar menurut Djamarah dan Zain (2010:167) yaitu:
1)      Variasi Gaya Mengajar
Variasi ini meliputi variasi suara, variasi gerakan anggota badan, dan variasi perpindahan posisi guru dalam kelas. Untuk lebih jelasnya variasi gaya mengajar ini adalah sebagai berikut:
a)        Variasi Suara
Suara guru dapat bervariasi dalam intonasi, nada, volume, dan kecepatan. Guru dapat mendramatisir suatu peristiwa, berbicara pelan dengan seorang anak didik, berbicara tajam dengan anak didik yang tidak perhatian, dan seterusnya.
b)        Penekanan (Focusing)
Untuk memfokuskan perhatian anak didik pada suatu aspek yang penting, guru dapat menggunakan “penekanan secara verbal”.
c)        Pemberian Waktu (Pausing)
Untuk menarik Perhatian anak didik, dapat dilakukan dengan mengubah suatu kegiatan menjadi tanpa kegiatan atau diam. Bagi anak didik, pemberian waktu dipakai untuk mengorganisasi diri.
d)       Kontak Pandang
Interaksi guru sebaiknya mengarahkan pandangan ke seluruh kelas untuk membentuk hubungan positif dan menghindari hilangnya kepribadian. Pandangan guru dapat menarik perhatian anak didik.
e)        Gerakan Anggota Badan (Gesturing)
Variasi dalam mimik, gerakan kepala atau badan merupakan bagian yang penting dalam komunikasi. Tidak hanya untuk menarik perhatian, namun juga menolong dalam menyampaikan arti pembicaraan.
f)         Pindah Posisi
Perpindahan posisi guru dalam kelas dapat menarik perhatian anak didik. Perpindahan posisi harus ada tujuannya, tidak sekedar mondar mandir.
2)      Variasi Media dan Bahan Ajaran
Ada  tiga variasi dalam penggunaan media, yaitu media pandang, media dengar, dan media taktil.
a)        Variasi Media Pandang
Penggunaan media pandang dapat diartikan sebagai penggunaan alat dan bahan ajaran khusus untuk komunikasi seperti buku, majalah, peta, globe, dan lain-lain.
b)        Variasi Media Dengar
Variasi dalam media dengar memerlukan kombinasi dengan media pandang dan media taktil. Media dengar yang dapat dipakai diantaranya pembicaraan anak didik, rekaman bunyi suara, wawancara, yang memiliki relevansi dengan pelajaran.
c)        Variasi Media Taktil
Media taktil adalah media yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menyentuh dan memanipulasi benda atau bahan ajar dalam bentuk model.
3)      Variasi Interaksi
Variasi dalam pola interaksi antara guru dengan anak didiknya memiliki rentangan yang bergerak dari dua kutub, yaitu:
a)    Anak didik belajar secara bebas tanpa campur tangan guru.
b)   Anak didik mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi oleh guru, dimana guru berbicara kepada anak didik.

d.        Prinsip Penggunaan Variasi
Didalam proses pembelajaran, kegiatan yang dilakukan guru adalah untuk menciptakan lingkungan yang menyenangkan bagi seluruh siswa dan menggairahkan siswa. Agar menggairahkan siswa menjadi aktif dan kreatif dalam belajar tentu guru harus memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan variasi. Penggunaan prinsip ini tentu harus diperhatikan dan dihayati guna mendukung pelaksanaan tugas mengajar di kelas. Prinsip penggunaan variasi menurut Djamarah dan Zain (2010:166) adalah sebagai berikut:
1)      Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan, selain juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk tiap jenis variasi.
2)      Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga moment proses belajar mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian anak didik dan proses belajar tidak terganggu.
3)      Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan direncanakan oleh guru. Karena itu memerlukan penggunaan yang luwes, spontan sesuai dengan umpan balik yang diterima siswa.
Sedangkan Usman (2008:85) berpendapat bahwa prinsip penggunaan variasi mengajar yaitu:
1)      Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang hndak dicapai
2)      Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran
3)      Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran atau satuan pelajaran

e.         Tujuan dan Manfaat Variasi Mengajar
Penggunaan variasi mengajar pada dasarnya ditujukan terhadap perhatian, motivasi, dan belajar siswa. Menurut Usman (2008:84) tujuan dan manfaat variasi mengajar adalah:
1)      Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar-mengajar yang relevan
2)      Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal baru
3)      Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik
4)      Guna memberi kesempatan pada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya

Sedang menurut Djamarah dan Zain (2010:161) tujuan variasi mengajar adalah:
1)      Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi proses belajar mengajar
Dalam Proses pembelajaran, perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan sangat dituntut. Pentingnya perhatian siswa karena dengan perhatian yang diberikan siswa terhadap materi pelajaran yang guru.
2)      Memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi
Motivasi sangat penting dalam belajar. Siswa yang tidak memiliki motivasi tidak akan dapat belajar dengan baik dan tekun, bahkan tidak akan melakukan kegiatan belajar. Oleh karena itu, guru memperhatikan masalah motivasi ini agar selama pengajaran berlangsung siswa memiliki motivasi di dalam dirinya. Dalam proses belajar-mengajar di kelas, tidak semua siswa memiliki motivasi yang sama terhadap sesuatu bahan. Guru selalu ingin memberikan motivasi terhadap siswanya yang kurang memperhatikan materi pelajaran yang diberikan. Siswa yang kurang memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, mutlak memerlukan motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar. Peran guru lebih dituntut untuk memerankan fungsi motivasi, yaitu motivasi sebagai alat yang mendorong manusia untuk berbuat, menentukan arah perbuatan, dan untuk meyeleksi perbuatan.
3)      Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah
Didalam kelas tidak dipungkiri pasti ada siswa tertentu yang tidak suka dengan guru tertentu. Kurang senangnya siswa terhadap guru bisa jadi disebabkan gaya mengajar guru yang tidak bervariasi. Guru yang kurang dapat menguasai kelas mengakibatkan kreativitas dan kegairahan siswa tidak bangkit. Guru yang pandai menempatkan diri dan mengambil hati siswa mengakibatkan siswa merasa diperhatikan oleh guru. Siswa akan memberi sikap positif jika variasi mengajar guru mempunyai relevansi dengan gaya belajar siswa.
4)      Memberikan kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual
Guru dituntut untuk mempunyai berbagai keterampilan yang mendukung tugasnya dalam mengajar. Penguasaan terhadap ketiga keterampilan (metode, media, pendekatan) memudahkan guru mengembangkan variasi mengajar. Fasilitas merupakan kelengkapan belajar yang berfungsi sebagai alat bantu pengajaran. Lengkap tidaknya fasilitas belajar mempengaruhi pemilihan yang harus guru lakukan. Terbatasnya fasilitas belajar cenderung lebih sedikit alternatif yang tersedia untuk melakukan pemilihan.
5)      Menodorong anak didik untuk belajar
Menyediakan lingkungan belajar yang kondusif yang mampu mendorong anak didik untuk selalu belajar adalah tugas guru. Dorongan anak didik untuk belajar di dalam kelas tentunya berbeda-beda. Cara akurat yang harus guru lakukan agar anak didik bergairah belajar adalah dengan mengembangkan variasi mengajar, baik dalam gaya mengajar, dalam penggunaan media dan bahan ajar, maupun interaksi dengan anak didik.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan variasi mengajar adalah suatu kegiatan guru dalam proses interaksi pembelajaran  yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa melalui perubahan dalam gaya mengajar, media yang digunakan berganti-ganti, dan ada perubahan dalam pola interaksi antar siswa dan guru. 

DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara
Sardiman A.M. (2012). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Depok: PT Raja Grafindo Persada
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Usman, Moh. Uzer. (2008). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya



0 komentar:

Posting Komentar