Rabu, 14 Januari 2015

MOTIVASI BELAJAR

a.        Pengertian Motivasi
Tingkah laku individu bukanlah kegiatan yang terjadi begitu saja, melainkan ada faktor yang mendorong dan selalu ada yang dituju. Faktor pendorong itu adalah motivasi, yang tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mempertahankan keberadaannya.
Kata motivasi berasal dari kata “motif” yang merupakan daya pendorong melakukan sesuatu. Menururt Sardiman (2012:73) motif dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
Menurut Purwanto (2011: 71) “Motivasi adalah dorongan suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu”. Motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan-rangsangan dari dalam maupun dari luar sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku/aktivitas tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya (Uno 2008:9). Lebih lanjut Mc.Donald dalam Djamarah (2002:114) mengatakan bahwa , motivation is a energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction.
Dari berbagai pendapat ahli di atas dapat peneliti simpulkan bahwa motivasi adalah daya penggerak yang timbul oleh adanya rangsangan-rangsangan dari dalam maupun dari luar untuk melakukan suatu aktivitas demi mencapai tujuan.

b.        Pengertian Belajar
Menurut Uno (2008:22) ”Belajar merupakan suatu pengalaman yang diperoleh berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya”. Belajar adalah perubahan perilaku seseorang akibat pengalaman yang ia dapat melalui pengamatan, pendengaran, membaca dan meniru (Yamin, 2008:122).
Menurut Aunurrahman (2010:35) “Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri didalam interaksinya dengan lingkungan”. Lebih lanjut menurut Sagala (2010:31) “Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang untuk memperoleh penguasaan kognitif, afektif, dan psikomotorik melalui proses interaksi antara individu dan lingkungan digunakan dengan mendiskripsikan perubahan potensi perilaku yang berasal dari pengalaman, sehingga meyebabkan munculnya perubahan perilaku yang bersifat positif baik perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun psikomotorik”.
Dari pengertian di atas dapat peneliti simpulkan bahwa belajar adalah perubahan perilaku (kognitif, afektif, dan psikomotorik) seseorang akibat pengalaman melalui proses interaksi antara individu dan lingkungan.

c.         Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi dan belajar adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Motivasi yang dimiliki siswa dalam belajar akan menimbulkan semangat belajar yang tinggi pada dirinya. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung (Uno, 2008:23).
Menurut Mudjiman (2011:39) “Motivasi belajar adalah kekuatan pendorong dan pengarah perbuatan belajar”. Pendorong dalam arti pemberi kekuatan yang memungkinkan perbuatan belajar dijalankan. Pengarah dalam arti pemberi tuntutan kepada perbuatan belajar kearah tujuan yang telah ditetapkan. Yamin (2007: 219) menyatakan bahwa “Motivasi belajar adalah daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan, pengalaman”. Motivasi belajar menurut WS Winkel diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajaritu demi mencapai tujuan (Soemarsono, 2007:13).
Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat peneliti simpulkan bahwa motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada diri siswa untuk dapat melakukan kegiatan belajar yang menambah keterampilan dan pengalaman.

d.        Teori Motivasi
Tujuan yang ingin direalisasikan dipandang sebagai kekuatan (power) yang menarik individu. Tujuan dan kebutuhan tiap individu tidaklah sama. Maka timbullah motivasi yang berbeda. Hal ini yang mendasari munculnya teori-teori motivasi.
1)      Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Hierarki kebutuhan maslow sangat erat dengan motivasi , dimana hirearki ini didasarkan pada anggapan bahwa pada waktu orang telah memuaskan satu tingkat kebutuhan tertentu, mereka ingin ke tingkat yang lebih tinggi. Menurut Maslow dalam Uno (2008: 40) mengemukakan lima tingkat kebutuhan seperti gambar di bawah ini:
 


                                                                                                     Aktualisasi diri
                                                                       
     Penghargaan
                                                                                                     Cinta Kasih
                                                                       
      Rasa aman
                                                                                                      Kebutuhan Fisiologis
                                               
Gambar 2.1
 Sumber: Hierarki Kebutuhan Maslow (Hamzah B. Uno, 2008: 41)
a.       Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan yang harus dipuaskan untuk dapat tetap hidup, termasuk makanan, perumahan, pakaian, udara untuk bernafas, dan sebagainya.
b.      Kebutuhan akan Rasa Aman
Ketika kebutuhan fisiologis telah dipuaskan, perhatian dapat diarahkan kepada kebutuhan akan keselamatan. Keselamatan itu, termasuk merasa aman dari setiap jenis ancaman fisik atau kehilangan, serta merasa terjamin.
c.       Kebutuhan akan Cinta Kasih atau Kebituhan Sosial
Cinta kasih dan kasih sayang yang diperlukan pada tingkat ini, mungkin disadari melalui hubungan-hubungan antarpribadi yang mendalam, tetapi juga yang dicerminkan dalam kebutuhan untuk menjadi bagian berbagai kelompok sosial.
d.      Kebutuhan akan Penghargaan
Percaya diri dan harga diri maupun kebutuhan akan pengakuan orang lain.
e.       Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan tersebut ditempatkan paling atas pada hierarki kebutuhan Maslow dan berkaitan dengan keinginan pemenuhan diri. Ketika semua kebutuhan lain sudah dipuaskan, seseorang ingin mencapai secara penuh potensinya.
2)      Teori Motivasi Prestasi McClelland
McClelland dalam Hamzah B. Uno (2008: 47) menekankan pentingnya kebutuhan berprestasi, karena orang yang berhasil dalam bisnis dan industri adalah orang yang berhasil menyelesaikan segala sesuatu. Ia menandai tiga motivasi utama, yaitu: penggabungan, kekuatan dan prestasi. Motivasi sebagai keragaman di anatara orang dan kedudukan. Sifat dasar orang awam berikut dengan kebutuhan pencapaian yang tinggi, yaitu:
a)      Selera akan keadaan yang menyebabkan seseorang dapat bertanggung jawab secara pribadi
b)      Kecenderungan menentukan sasaran-sasaran yang pantas (sedang) dan memperhitungkan risikonya
c)      Keinginan untuk mendapatkan umpan balik yang jelas atas kinerja

e.         Macam-macam Motivasi
Motivasi dapat dililhat dari berbagai sudut pandang. Menurut Sardiman (2012:86) macam-macam motivasi adalah sebagai berikut:
1)      Motivasi dilihat dari dasar pembentuknya

a)      Motif-motif bawaan
Motif yang dibawa sejak lahir tanpa dipelajari.
b)      Motif-motif yang dipelajari
Motif yang timbul karena dipelajari karena interaksi manusia dalam lingkungan sosial.
2)      Jenis moivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis:
a)      Motif organis
Misalnya: kebutuhan untuk makan, minum, bernapas, seksual, berbuat, dan kebutuhan untuk istirahat
b)      Motif-motif darurat
Motivasi jenis ini timbul karena keadaaan darurat, seperti dorongan untuk menyelamatkan diri.
c)      Motif-motif objektif
Menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat.
3)      Motivasi jasmaniah dan rohaniah
a)      Motivasi jasmani
Misalnya: refleks, insting otomatis, nafsu.
b)      Motivasi rohaniah
Yang termasuk motivasi ini adalah kemauan.
4)      Motivasi intrinsik dan ekstrinsik
a.)    Motivasi Intrinsik
Motif-motif yang menjadi aktif tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
b)      Motif ekstrinsik
Motif-motif yang aktif karena adanya rangsangan dari luar.
Sedangkan Djamarah (2002:115) membagi motivasi menjadi 2 macam yaitu:
a)      Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Bila seseorang telah memilki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka ia akan sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya.
b)      Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dab berfungsi karena adanya rangsangan dari luar. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar siswa mau belajar.

f.         Ciri-ciri Motivasi Belajar
Menurut Sardiman (2012:83) motivasi yang ada pada diri manusia itu memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
1)      Tekun menghadapi tugas
2)      Ulet menghadapi kesulitan
3)      Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah
4)      lebih senang bekerja mandiri
5)      Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin
6)      Dapat mempertahankan pendapatnya
7)      Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu
8)      Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal

g.        Faktor-faktor Motivasi Belajar
Tinggi rendahnya motivasi belajar ditentukan oleh banyak faktor. Menurut Dimyati dan Mujiono (2002:72) terdapat beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, antara lain:
1)      Cita-cita atau aspirasi siswa
Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar. Dari segi pembelajaran, penguatan, hadiah maupun hukuman dapat mengubah kemauan menjadi cita-cita. Cita-cita dapat bertahan dan berlangsung dalam waktu yang lama bahkan seumur hidup.


2)      Kemampuan siswa
Keinginan untuk menguasai materi pelajaran atau menyelesaikan soal ulangan perlu didukung oleh kemampuan. Kemampuan akan memperkuat motivasi siswa untuk melaksanakan tugas-tugasnya.
3)      Kondisi siswa
Keadaan siswa yang meliputi keadaan jasmani dan rohani, mempengaruhi motivasi belajar siswa. Siswa yang kondisi badannya sehat, kenyang dan gembira, maka akan mudah memusatkan perhatiannya untuk belajar.
4)      Kondisi lingkungan Siswa
Sebagai warga masyarakat, siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya. Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam , tempat tinggal, pergaulan dan sosial budaya masyarakat di sekitar. Kondisi sekolah yang indah/asri, pergaulan siswa yang rukun akan memperkuat motivasi belajarnya. Sebaliknya kalau terjadi bencana alam, tempat tinggal yang kumuh, ancaman teman yang nakal, perkelahian antar siswa akan mengganggu motivasi belajar siswa di tempat tersebut.
5)      Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam, tempat tinggal dan pergaulan juga mengalami perubahan. Lingkungan budaya yang dipengaruhi arus informasi melalui surat kabar, televise, film dan lain-lain. Lingkungan-lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar siswa.
6)      Upaya guru
Upaya guru membelajarkan siswa berlangsung di dalam sekolah maupun luar sekolah. Upaya pembinaan meliput: menyelenggarakan tata tertib, membina disiplin, membina belajar tata tertib pergaulan, membina belajar tertib lingkungan sekolah.
Sedangkan Mudjiman (2011:47) menyatakan bahwa sekurang-kurangnya ada 8 faktor yang diperkirakan berpengaruh terhadap pembentukan motivasi belajar:
1)      faktor pengetahuan tentang kegunaan belajar
2)      faktor kebutuhan untuk belajar
3)      faktor melakukan kegiatan belajar
4)      faktor kesenangan terhadap ide melakukan kegiatan belajar
5)      faktor pelaksanaan kegiatan belajar
6)      faktor hasil belajar
7)      faktor kepuasan terhadap hasil belajar
8)      faktor karakteristik pribadi dan lingkungan terhadap proses pembuatan keputusan

h.        Fungsi Motivasi Belajar
Motivasi sangat diperukan di dalam belajar karena tanpa motivasi siswa akan kurang bergairah dalam belajar. Menurut Djamarah (2002:123) fungsi motivasi dalam belajar adalah sebagai berikut:
1)      Motivasi sebagai pendorong perbuatan. Motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.
2)      Motivasi sebagai penggerak perbuatan. Dorongan psikologis melahirkan sikap terhadap anak didik suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelma ke dalam bentuk gerakan psikofisik.
3)      Motivasi sebagai pengarah perbuatan. Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan. Segala sesuatu yang mengganggu pikirannya dan dapat membuyarkan konsentrasinya diusahakan disingkirkan jauh-jauh. Itulah peranan motivasi yang dapat mengarahkan perbuatan anak didik dalam belajar.
Sedangkan menurut Sardiman (2012:85) fungsi motivasi adalah:
1)      Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2)      Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3)      Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuannya tersebut.

i.          Peranan Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran
Di dalam pembelajaran motivasi membantu seseorang dalam memahami dan menjelaskan perilaku dirinya. Menurut Uno (2008:27) peranan motivasi dalam belajar dan pembelajaran adalah:
1)      Peran Motivasi dalam Menentukan Penguatan Belajar
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkan bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya.
2)      Peran Motivasi dalam Memperjelas Tujuan Belajar
Anak akan tertarik belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak.
3)      Motivasi Menentukan Ketekunan Belajar
Seorang anak yang termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik.
j.          Teknik Motivasi
Motivasi tidak akan timbul dengan baik tanpa faktor-faktor yang mempengaruhinya. Salah satu yang mempengaruhi timbulnya motivasi belajar siswa adalah teknik motivasi. Menurut Uno (2008:34) teknik-teknik motivasi dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1)      Pernyataan penghargaan secara verbal. Pernyataan verbal merupakan cara paling mudah dan efektif untuk meningkatkan motif belajar siswa kepada hasil belajar yang baik.
2)      Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan. Pengetahuan atas hasil pekerjaan merupakan cara untuk meningkatkan motif belajar siswa.
3)      Menimbulkan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu dapat ditimbulkan oleh suasana yang dapat mengejutkan, keragu-raguan, ketidak tentuan, adanya kontradiksi, menghadapi masalah yang sulit dipecahkan, menemukan suatu hal yang baru, menghadapi teka-teki. Hal itu menimbulkan konflik dan siswa merasa penasaran, dengan sendirinya berusaha keras untuk memecahkannya.
4)      Memunculkan sesuatu yang tidak terduga oleh siswa. Guru sebenarnya bermaksud untuk menimbulkan rasa ingin tahu siswa.
5)      Memjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa. Hal ini memberikan semacam hasiah bagi siswa pada tahap belajar yang memungkinkan siswa bersemangat belajar selanjutnya.
6)      Gunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar. Hal-hal yang telah dikenal siswa sebagai wahana untuk menjelaskan sesuatu yang baru atau belum dipahami oleh siswa.
7)      Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang telah dipahami.
8)      Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya. Hal ini dapat menguatkan pengetahuan tentang hal-hal yang telah dipelajari siswa.
9)      Menggunakan simulasi dan permainan. Baik simulasi amaupun permainan merupakan proses yang sangat menarik bagi siswa. Suasana yang sangat menarik menyebabkan proses belajar menjadi bermakna secara efektif atau emosional bagi siswa.
10)  Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahirannya didepan umum. Hal ini menimbulkan rasa bangga dan dihargai yang akan meningkatkan motif belajar siswa.
11)    Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar. Hal-hal positif dari keterlibatan siswa dalam belajar hendaknya ditekan.
12)    Memahami iklim sosial sekolah. Pemahaman iklim dan suasana sekolah merupakan pendorong kemudahan berbuat siswa.
13)    Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat. Manifestasi kewibawaan guru pada siswa untuk meningkatkan motif belajarnya.
14)    Memperpadukan motif-motif yang kuat. Motif berprestasi yang kuat dan motif memperoleh penghargaan apabila dipadukan. siswa dapat memperoleh motif yang jamak, dan kemauan belajar pun akan semakin besar.
15)    Memperjelas tujuan belajar yang ingin dicapai. Makin jelas tujuan yang akan dicapai, makin terarah upaya mencapainya.
16)  Merumuskan tujuan-tujuan sementara. Agar upaya mencapai tujuan belajar terarah, maka tujuan belajar yang umum dipilih menjadi tujuan sementara yang lebih jelas
17)    Memberitahukan hasil kerja yang dicapai. Dengan mengetahui hasil yang dicapai, maka motif belajar siswa lebih kuat, baik itu dilakukan karena ingin mempertahankan hasil belajar yang telah baik, maupun untuk memperbaiki hasil belajar yang kurang maksimal.
18)    Membuat suasana persaingan yang sehat di antara para siswa.
19)    Mengembangkan persaingan dengan diri sendiri. Persaingan semacam ini dilakukan dengan memberikan tugas dalam berbagai kegiatan yang harus dilakukan sendiri.

20)    Memberikan contoh yang positif. Dalam membimbing dan mengontrol siswa, guru seyogianya memberikan contoh yang baik.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Mudjiman, Haris. (2011). Belajar Mandiri : Pembekalan dan Penerapannya. Surakarta: UNS Press
Purwanto, Ngalim. (2011). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Bandung
Sardiman A.M. (2012). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Depok: PT Raja Grafindo Persada
Sagala, Syaiful. (2010). Supervisi Pembelajaran. Bandung: Alfabet
Uno, Hamzah B. (2008). Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Yamin, Martinis. (2008). Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta: Gaung Persada Press (GP Press)UNS Press Surakarta





2 komentar:

  1. Bahwa dalam hidup ini tidak ada yang gagal, kita saja yang telah berhenti untuk mencoba sehingga terpuruk dan tidak menerima yang kita inginkan, meski mudah kalau lewat kata-kata, tapi kalau dijalani dengan sungguh-sungguh pasti akan mudah lebih mudah lagi. Makasihdok.com

    BalasHapus
  2. JT Casino 2021 | Full Review & Login | JT
    JT Casino is an online 이천 출장샵 Casino that was established in 이천 출장샵 2006. The casino welcomes USA players and also 제주도 출장샵 holds a Curacao license, license, 하남 출장샵 and licenses. The casino 부천 출장안마 was

    BalasHapus