a.
Pengertian
Motivasi
Tingkah
laku individu bukanlah kegiatan yang terjadi begitu saja, melainkan ada faktor
yang mendorong dan selalu ada yang dituju. Faktor pendorong itu adalah
motivasi, yang tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup dan
mempertahankan keberadaannya.
Kata
motivasi berasal dari kata “motif” yang merupakan daya pendorong melakukan
sesuatu. Menururt Sardiman (2012:73) motif dikatakan sebagai daya penggerak
dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan.
Menurut
Purwanto (2011:
71) “Motivasi
adalah dorongan suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku
seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga
mencapai hasil atau tujuan tertentu”. Motivasi
merupakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan-rangsangan dari
dalam maupun dari luar sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan
perubahan tingkah laku/aktivitas tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya (Uno
2008:9). Lebih lanjut Mc.Donald dalam Djamarah (2002:114) mengatakan bahwa ,
motivation is a energy change within the person characterized by affective
arousal and anticipatory goal reaction.
Dari
berbagai pendapat ahli di atas dapat peneliti simpulkan bahwa motivasi adalah
daya penggerak yang timbul oleh adanya rangsangan-rangsangan dari dalam maupun
dari luar untuk melakukan suatu aktivitas demi mencapai tujuan.
b.
Pengertian
Belajar
Menurut
Uno (2008:22) ”Belajar merupakan suatu pengalaman yang diperoleh berkat adanya
interaksi antara individu dengan lingkungannya”. Belajar adalah perubahan
perilaku seseorang akibat pengalaman yang ia dapat melalui pengamatan,
pendengaran, membaca dan meniru (Yamin, 2008:122).
Menurut Aunurrahman (2010:35)
“Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri didalam interaksinya dengan lingkungan”. Lebih lanjut
menurut Sagala (2010:31) “Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri
seseorang untuk memperoleh penguasaan kognitif, afektif, dan psikomotorik melalui
proses interaksi antara individu dan lingkungan digunakan dengan
mendiskripsikan perubahan potensi perilaku yang berasal dari pengalaman,
sehingga meyebabkan munculnya perubahan perilaku yang bersifat positif baik
perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun psikomotorik”.
Dari
pengertian di atas dapat peneliti simpulkan bahwa belajar adalah perubahan
perilaku (kognitif, afektif, dan psikomotorik) seseorang akibat pengalaman
melalui proses interaksi antara individu dan lingkungan.
c.
Pengertian
Motivasi Belajar
Motivasi
dan belajar adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Motivasi yang dimiliki
siswa dalam belajar akan menimbulkan semangat belajar yang tinggi pada dirinya.
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada
siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada
umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung (Uno, 2008:23).
Menurut
Mudjiman (2011:39) “Motivasi belajar adalah kekuatan pendorong dan pengarah
perbuatan belajar”. Pendorong dalam arti pemberi kekuatan yang memungkinkan
perbuatan belajar dijalankan. Pengarah dalam arti pemberi tuntutan kepada
perbuatan belajar kearah tujuan yang telah ditetapkan. Yamin (2007: 219)
menyatakan bahwa “Motivasi belajar adalah daya penggerak psikis dari dalam diri
seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan,
pengalaman”. Motivasi belajar
menurut WS Winkel diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak psikis di dalam
diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan
belajaritu demi mencapai tujuan (Soemarsono, 2007:13).
Dari
beberapa pendapat ahli di atas dapat peneliti simpulkan bahwa motivasi belajar
adalah dorongan internal dan eksternal pada diri siswa untuk dapat melakukan
kegiatan belajar yang menambah keterampilan dan pengalaman.
d.
Teori
Motivasi
Tujuan
yang ingin direalisasikan dipandang sebagai kekuatan (power) yang menarik
individu. Tujuan dan kebutuhan tiap individu tidaklah sama. Maka timbullah
motivasi yang berbeda. Hal ini yang mendasari munculnya teori-teori motivasi.
1) Teori
Hierarki Kebutuhan Maslow
Hierarki
kebutuhan maslow sangat erat dengan motivasi , dimana hirearki ini didasarkan
pada anggapan bahwa pada waktu orang telah memuaskan satu tingkat kebutuhan
tertentu, mereka ingin ke tingkat yang lebih tinggi. Menurut Maslow dalam Uno (2008: 40) mengemukakan lima tingkat kebutuhan seperti gambar
di bawah ini:
Aktualisasi diri
Penghargaan
Cinta Kasih
Rasa aman
Kebutuhan Fisiologis
Gambar 2.1
Sumber:
Hierarki Kebutuhan Maslow (Hamzah B. Uno, 2008: 41)
a. Kebutuhan
Fisiologis
Kebutuhan
yang harus dipuaskan untuk dapat tetap hidup, termasuk makanan, perumahan,
pakaian, udara untuk bernafas, dan sebagainya.
b. Kebutuhan
akan Rasa Aman
Ketika
kebutuhan fisiologis telah dipuaskan, perhatian dapat diarahkan kepada
kebutuhan akan keselamatan. Keselamatan itu, termasuk merasa aman dari setiap jenis
ancaman fisik atau kehilangan, serta merasa terjamin.
c. Kebutuhan
akan Cinta Kasih atau Kebituhan Sosial
Cinta
kasih dan kasih sayang yang diperlukan pada tingkat ini, mungkin disadari
melalui hubungan-hubungan antarpribadi yang mendalam, tetapi juga yang
dicerminkan dalam kebutuhan untuk menjadi bagian berbagai kelompok sosial.
d. Kebutuhan
akan Penghargaan
Percaya
diri dan harga diri maupun kebutuhan akan pengakuan orang lain.
e. Kebutuhan
Aktualisasi Diri
Kebutuhan
tersebut ditempatkan paling atas pada hierarki kebutuhan Maslow dan berkaitan
dengan keinginan pemenuhan diri. Ketika semua kebutuhan lain sudah dipuaskan,
seseorang ingin mencapai secara penuh potensinya.
2) Teori Motivasi Prestasi McClelland
McClelland dalam Hamzah B. Uno (2008: 47) menekankan pentingnya kebutuhan berprestasi, karena
orang yang berhasil dalam bisnis dan industri adalah orang yang berhasil
menyelesaikan segala sesuatu. Ia menandai tiga motivasi utama, yaitu:
penggabungan, kekuatan dan prestasi. Motivasi sebagai
keragaman di anatara orang dan kedudukan. Sifat dasar orang awam berikut dengan
kebutuhan pencapaian yang tinggi, yaitu:
a) Selera akan keadaan yang menyebabkan seseorang dapat bertanggung jawab
secara pribadi
b) Kecenderungan menentukan sasaran-sasaran yang pantas (sedang) dan memperhitungkan
risikonya
c)
Keinginan untuk
mendapatkan umpan balik yang jelas atas kinerja
e.
Macam-macam
Motivasi
Motivasi
dapat dililhat dari berbagai sudut pandang. Menurut Sardiman (2012:86)
macam-macam motivasi adalah sebagai berikut:
1) Motivasi
dilihat dari dasar pembentuknya
a) Motif-motif
bawaan
Motif yang dibawa sejak lahir tanpa
dipelajari.
b) Motif-motif
yang dipelajari
Motif
yang timbul karena dipelajari karena interaksi manusia dalam lingkungan sosial.
2) Jenis
moivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis:
a) Motif
organis
Misalnya:
kebutuhan untuk makan, minum, bernapas, seksual, berbuat, dan kebutuhan untuk
istirahat
b) Motif-motif
darurat
Motivasi
jenis ini timbul karena keadaaan darurat, seperti dorongan untuk menyelamatkan
diri.
c) Motif-motif
objektif
Menyangkut
kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh
minat.
3) Motivasi
jasmaniah dan rohaniah
a) Motivasi
jasmani
Misalnya: refleks, insting otomatis,
nafsu.
b) Motivasi
rohaniah
Yang termasuk motivasi ini adalah
kemauan.
4) Motivasi
intrinsik dan ekstrinsik
a.) Motivasi
Intrinsik
Motif-motif
yang menjadi aktif tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
b) Motif
ekstrinsik
Motif-motif
yang aktif karena adanya rangsangan dari luar.
Sedangkan
Djamarah (2002:115) membagi motivasi menjadi 2 macam yaitu:
a) Motivasi
intrinsik
Motivasi
intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu
dirangsang dari luar, karena dalam setiap individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu. Bila seseorang telah memilki motivasi intrinsik dalam
dirinya, maka ia akan sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan
motivasi dari luar dirinya.
b) Motivasi
ekstrinsik
Motivasi
ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dab berfungsi karena adanya rangsangan
dari luar. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar siswa mau belajar.
f.
Ciri-ciri
Motivasi Belajar
Menurut
Sardiman (2012:83) motivasi yang ada pada diri manusia itu memiliki cirri-ciri
sebagai berikut :
1) Tekun
menghadapi tugas
2) Ulet
menghadapi kesulitan
3) Menunjukan
minat terhadap bermacam-macam masalah
4) lebih
senang bekerja mandiri
5) Cepat
bosan pada tugas-tugas yang rutin
6) Dapat
mempertahankan pendapatnya
7) Tidak
mudah melepaskan hal yang diyakini itu
8) Senang
mencari dan memecahkan masalah soal-soal
g.
Faktor-faktor
Motivasi Belajar
Tinggi
rendahnya motivasi belajar ditentukan oleh banyak faktor. Menurut Dimyati dan
Mujiono (2002:72) terdapat beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar
siswa, antara lain:
1) Cita-cita
atau aspirasi siswa
Dari
segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar
kemauan dan semangat belajar. Dari segi pembelajaran, penguatan, hadiah maupun
hukuman dapat mengubah kemauan menjadi cita-cita. Cita-cita dapat bertahan dan
berlangsung dalam waktu yang lama bahkan seumur hidup.
2) Kemampuan
siswa
Keinginan
untuk menguasai materi pelajaran atau menyelesaikan soal ulangan perlu didukung
oleh kemampuan. Kemampuan akan memperkuat motivasi siswa untuk melaksanakan
tugas-tugasnya.
3) Kondisi
siswa
Keadaan
siswa yang meliputi keadaan jasmani dan rohani, mempengaruhi motivasi belajar
siswa. Siswa yang kondisi badannya sehat, kenyang dan gembira, maka akan mudah
memusatkan perhatiannya untuk belajar.
4) Kondisi
lingkungan Siswa
Sebagai
warga masyarakat, siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya.
Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam , tempat tinggal, pergaulan dan
sosial budaya masyarakat di sekitar. Kondisi sekolah yang indah/asri, pergaulan
siswa yang rukun akan memperkuat motivasi belajarnya. Sebaliknya kalau terjadi
bencana alam, tempat tinggal yang kumuh, ancaman teman yang nakal, perkelahian
antar siswa akan mengganggu motivasi belajar siswa di tempat tersebut.
5) Unsur-unsur
dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Lingkungan
siswa yang berupa lingkungan alam, tempat tinggal dan pergaulan juga mengalami
perubahan. Lingkungan budaya yang dipengaruhi arus informasi melalui surat
kabar, televise, film dan lain-lain. Lingkungan-lingkungan tersebut
mendinamiskan motivasi belajar siswa.
6) Upaya
guru
Upaya
guru membelajarkan siswa berlangsung di dalam sekolah maupun luar sekolah.
Upaya pembinaan meliput: menyelenggarakan tata tertib, membina disiplin,
membina belajar tata tertib pergaulan, membina belajar tertib lingkungan
sekolah.
Sedangkan
Mudjiman (2011:47) menyatakan bahwa sekurang-kurangnya ada 8 faktor yang
diperkirakan berpengaruh terhadap pembentukan motivasi belajar:
1) faktor
pengetahuan tentang kegunaan belajar
2) faktor
kebutuhan untuk belajar
3) faktor
melakukan kegiatan belajar
4) faktor
kesenangan terhadap ide melakukan kegiatan belajar
5) faktor
pelaksanaan kegiatan belajar
6) faktor
hasil belajar
7) faktor
kepuasan terhadap hasil belajar
8) faktor
karakteristik pribadi dan lingkungan terhadap proses pembuatan keputusan
h.
Fungsi
Motivasi Belajar
Motivasi
sangat diperukan di dalam belajar karena tanpa motivasi siswa akan kurang
bergairah dalam belajar. Menurut Djamarah (2002:123) fungsi motivasi dalam
belajar adalah sebagai berikut:
1) Motivasi
sebagai pendorong perbuatan. Motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini
mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.
2) Motivasi
sebagai penggerak perbuatan. Dorongan psikologis melahirkan sikap terhadap anak
didik suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelma ke dalam
bentuk gerakan psikofisik.
3) Motivasi
sebagai pengarah perbuatan. Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi
mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan. Segala
sesuatu yang mengganggu pikirannya dan dapat membuyarkan konsentrasinya
diusahakan disingkirkan jauh-jauh. Itulah peranan motivasi yang dapat
mengarahkan perbuatan anak didik dalam belajar.
Sedangkan
menurut Sardiman (2012:85) fungsi motivasi adalah:
1) Mendorong
manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari
setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2) Menentukan
arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian
motivasi memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan
rumusan tujuannya.
3) Menyeleksi
perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang
serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuannya tersebut.
i.
Peranan
Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran
Di
dalam pembelajaran motivasi membantu seseorang dalam memahami dan menjelaskan
perilaku dirinya. Menurut Uno (2008:27) peranan motivasi dalam belajar dan
pembelajaran adalah:
1) Peran
Motivasi dalam Menentukan Penguatan Belajar
Motivasi
dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar
dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat
dipecahkan berkan bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya.
2) Peran
Motivasi dalam Memperjelas Tujuan Belajar
Anak
akan tertarik belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat
diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak.
3) Motivasi
Menentukan Ketekunan Belajar
Seorang
anak yang termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajarinya
dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik.
j.
Teknik
Motivasi
Motivasi
tidak akan timbul dengan baik tanpa faktor-faktor yang mempengaruhinya. Salah
satu yang mempengaruhi timbulnya motivasi belajar siswa adalah teknik motivasi.
Menurut Uno (2008:34) teknik-teknik motivasi dalam pembelajaran adalah sebagai
berikut:
1) Pernyataan
penghargaan secara verbal. Pernyataan verbal merupakan cara paling mudah dan
efektif untuk meningkatkan motif belajar siswa kepada hasil belajar yang baik.
2) Menggunakan
nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan. Pengetahuan atas hasil pekerjaan
merupakan cara untuk meningkatkan motif belajar siswa.
3) Menimbulkan
rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu dapat ditimbulkan oleh suasana yang dapat
mengejutkan, keragu-raguan, ketidak tentuan, adanya kontradiksi, menghadapi
masalah yang sulit dipecahkan, menemukan suatu hal yang baru, menghadapi
teka-teki. Hal itu menimbulkan konflik dan siswa merasa penasaran, dengan
sendirinya berusaha keras untuk memecahkannya.
4) Memunculkan
sesuatu yang tidak terduga oleh siswa. Guru sebenarnya bermaksud untuk
menimbulkan rasa ingin tahu siswa.
5) Memjadikan
tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa. Hal ini memberikan semacam hasiah
bagi siswa pada tahap belajar yang memungkinkan siswa bersemangat belajar
selanjutnya.
6) Gunakan
materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar. Hal-hal yang telah
dikenal siswa sebagai wahana untuk menjelaskan sesuatu yang baru atau belum
dipahami oleh siswa.
7) Gunakan
kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang
telah dipahami.
8) Menuntut
siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya. Hal ini dapat
menguatkan pengetahuan tentang hal-hal yang telah dipelajari siswa.
9) Menggunakan
simulasi dan permainan. Baik simulasi amaupun permainan merupakan proses yang
sangat menarik bagi siswa. Suasana yang sangat menarik menyebabkan proses
belajar menjadi bermakna secara efektif atau emosional bagi siswa.
10) Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahirannya didepan umum. Hal ini
menimbulkan rasa bangga dan dihargai yang akan meningkatkan motif belajar
siswa.
11) Mengurangi
akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar.
Hal-hal positif dari keterlibatan siswa dalam belajar hendaknya ditekan.
12) Memahami
iklim sosial sekolah. Pemahaman iklim dan suasana sekolah merupakan pendorong
kemudahan berbuat siswa.
13) Memanfaatkan
kewibawaan guru secara tepat. Manifestasi kewibawaan guru pada siswa untuk
meningkatkan motif belajarnya.
14) Memperpadukan
motif-motif yang kuat. Motif berprestasi yang kuat dan motif memperoleh
penghargaan apabila dipadukan. siswa dapat memperoleh motif yang jamak, dan
kemauan belajar pun akan semakin besar.
15) Memperjelas
tujuan belajar yang ingin dicapai. Makin jelas tujuan yang akan dicapai, makin
terarah upaya mencapainya.
16) Merumuskan
tujuan-tujuan sementara. Agar upaya mencapai tujuan belajar terarah, maka
tujuan belajar yang umum dipilih menjadi tujuan sementara yang lebih jelas
17) Memberitahukan
hasil kerja yang dicapai. Dengan mengetahui hasil yang dicapai, maka motif
belajar siswa lebih kuat, baik itu dilakukan karena ingin mempertahankan hasil
belajar yang telah baik, maupun untuk memperbaiki hasil belajar yang kurang
maksimal.
18) Membuat
suasana persaingan yang sehat di antara para siswa.
19) Mengembangkan
persaingan dengan diri sendiri. Persaingan semacam ini dilakukan dengan
memberikan tugas dalam berbagai kegiatan yang harus dilakukan sendiri.
20) Memberikan
contoh yang positif. Dalam membimbing dan mengontrol siswa, guru seyogianya
memberikan contoh yang baik.
Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Mudjiman,
Haris. (2011). Belajar Mandiri :
Pembekalan dan Penerapannya. Surakarta: UNS Press
Purwanto,
Ngalim. (2011). Psikologi Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Bandung
Sardiman
A.M. (2012). Interaksi & Motivasi
Belajar Mengajar. Depok: PT Raja Grafindo Persada
Sagala, Syaiful. (2010). Supervisi Pembelajaran. Bandung: Alfabet
Uno,
Hamzah B. (2008). Teori Motivasi &
Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Yamin,
Martinis. (2008). Paradigma Pendidikan
Konstruktivistik. Jakarta: Gaung Persada Press (GP Press)UNS Press
Surakarta
Bahwa dalam hidup ini tidak ada yang gagal, kita saja yang telah berhenti untuk mencoba sehingga terpuruk dan tidak menerima yang kita inginkan, meski mudah kalau lewat kata-kata, tapi kalau dijalani dengan sungguh-sungguh pasti akan mudah lebih mudah lagi. Makasihdok.com
BalasHapusJT Casino 2021 | Full Review & Login | JT
BalasHapusJT Casino is an online 이천 출장샵 Casino that was established in 이천 출장샵 2006. The casino welcomes USA players and also 제주도 출장샵 holds a Curacao license, license, 하남 출장샵 and licenses. The casino 부천 출장안마 was